Pengusaha sektor pariwisata menyambut baik Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang telah menetapkan Sanur, Bali, menjadi KEK kesehatan dengan langkah awal merevitalisasi Hotel Inna Bali menjadi pusat fasilitas kesehatan bertaraf internasional.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) Iswandi Said selaku pengelola Hotel Inna mengungkapkan bahwa kawasan tersebut akan dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus mendukung program pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terkait health toursim.
“Hotel akan menjadi bagian dari kawasan KEK Kesehatan yang mendukung pelayanan di RS untuk pasien pascaberobat atau tindakan yang memerlukan kontrol serta fasilitas untuk keluarga yang mendampingi pasien sambil menikmati Bali sebagai destinasi wisata,” ujarnya, Selasa (2/8/2022).
Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi B. Sukamdani melihat adanya KEK kesehatan di Sanur memberikan wajah baru bagi Bali. Pasalnya Bali telah banyak memiliki hotel dan destinasi wisata. Dengan adanya kawasan kesehatan tersebut, ia meyakini KEK kesehatan itu akan menghadirkan destinasi baru untuk memikat wisatawan berkualitas lebih banyak.
Hariyadi menyampaikan Sanur yang menjadi KEK Kesehatan akan memberikan dampak positif untuk ekonomi juga ketersediaan lapangan pekerjaan.
“Dampaknya pasti positif. Itu kan jadi destinasi kesehatan sendiri, apakah itu nanti terkait dengan lebih kepada perawatan atau terkait dengan penyembuhan penyakit, apa pun yang mau ditekuni oleh pemerintah pastinya akan mendatangkan wisatawan,” ujarnya, Senin (8/8/2022).
Kehadiran pusat fasilitas kesehatan bertaraf internasional di Indonesia nantinya akan menghadirkan kerja sama dengan pihak rumah sakit yang berada di luar negeri.
Hariyadi memberikan contoh, di Thailand terdapat rumah sakit yang khusus melayani peserta asuransi bagi warga negara Amerika Serikat.
“Jadi asuransi di Amerika kerja sama dengan RS di Thailand, itu ramai, di samping yang perawatan, banyak juga yang terkait dengan daerah wisata lebih pada perawatan, lebih pada kecantikan,” jelasnya.
Bali menjadi destinasi yang paling tinggi kunjungan wisatawan mancanegara, bahkan saat pandemi berangsur pulih, destinasi tersebut diserbu wisatawan.
Terbukti dari jumlah kunjungan melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai, per Juni 2022 terdapat 181.545 kunjungan, naik hampir 70.000 kunjungan dari Mei 2022. Sementara selama semester I/2022, jumlah kunjungan sebanyak 371.323 kunjungan, naik tajam dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya 35 kunjungan.
Bukan hanya wisatawan berkualitas yang bertambah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebutkan setidaknya dengan adanya KEK Kesehatan di Sanur akan mengamankan US$11 miliar yang rutin keluar setiap tahunnya dari masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri.
“Karena US$11 miliar tiap tahunnya terbang ke luar negeri karena banyak masyarakat Indonesia mendapatkan layanan kesehatannya di luar negeri padahal dapat sehat dan bugar di negeri sendiri dan tentunya berwisata kebugaran di Indonesia aja,” paparnya, Senin (8/8/2022).
Sandi berharap, dengan adanya KEK Kesehatan di Bali akan memberikan dampak kepada perekonomian Indonesia juga membantu masyarakat yang selama ini mengantukan pelayanan kesehatan di luar negeri untuk mendapatkan layanan di Sanur, Bali.
Kesiapan SDM KEK Kesehatan
Sandiaga menyebutkan pihaknya akan mendukung dan menyiapkan segala kelengkapan untuk kebutuhan pariwisata di wilayah KEK Kesehatan Sanur, Bali.
Meski bukan dari sisi kesehatan, keberadaan Politeknik Pariwisata Bali turut menopang kebutuhan SDM sektor pariwisata di kawasan tersebut.
“Aspek dari wisata kesehatan [health tourism] ada beberapa pilar, salah satunya wellness dan medical, kita harapkan KEK Kesehatan tersebut akan menjadi satu center of excellent for health karena bekerja sama dengan pihak pihak luar negeri, kami sangat mendukung dan kami akan menyiapkan kelengkapannya,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Faisal menyampaikan Poltekpar Bali siap mendukung kebutuhan SDM di luar sektor kesehatan.
“SDM Poltekpar Bali tentu siap men-support di luar SDM substansi kesehatan. Seperti chef untuk makanan di fasilitas kesehatan dan SDM untuk spa kesehatan,” katanya, Senin (8/8/2022).
Faisal mengungkapkan bahwa pihaknya kini masih menunggu arahan teknis dalam menyiapkan SDM untuk KEK Kesehatan di Bali.
“Saya yakin bahwa Bali sebagai destinasi utama yang mendunia pasti banyak tersedia SDM untuk men-support KEK tersebut baik SDM yang langsung substansi kesehatan maupun SDM tidak langsung yang mendukung kesehatan,” lanjutnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn