Setelah tanam perdana dan dialog bersama petani padi di Desa Jagang, Kec. Blambangan Pagar, Kab. Lampung Utara, kemarin Rabu (9/1), pada hari ini Direktur Utama PT Petrokimia Gresik (PG) Rahmad Pribadi kembali menemui petani di salah satu sentra hortikultura
terbesar di Sumatera bagian selatan, yaitu di Desa Sambirejo, Kec. Selepu Rejang, Kab. Rejang Lebong, Bengkulu, Kamis (10/1).
Dalam kesempatan ini Rahmad menyatakan bahwa PG akan terus mendukung kemajuan petani hortikultura di Bengkulu melalui rangkaian produk dan jasa yang perusahaan miliki. Karena PG ingin menawarkan solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian, mulai dari produk pembenahan tanah, pupuk, hingga pengendalian hama.
“Kami ingin memberikan solusi kepada petani. Tujuannya agar produktivitas pertanian tinggi, sehingga kesejahteraan petani bisa meningkat,” ujar Rahmad.
Kunjungan ini merupakan persiapan menjelang panen raya bawang merah di lahan seluas 700m2 milik kelompok tani Loh Jinawi. Untuk pemupukan, petani setempat telah menggunakan pemupukan berimbang rekomendasi PG, yaitu 800kg pupuk organik Petroganik, 500kg NPK Phonska Plus, dan 300kg pupuk ZA.
Lebih lanjut Rahmad menjelaskan bahwa pengawalan teknologi pertanian yang tepat, termasuk penggunaan pupuk berkualitas, akan menciptakan hasil pertanian yang berkualitas. Sehingga hasil tanaman tersebut dapat dijual dengan harga yang baik atau menjadi bahan
baku yang berkualitas bagi sektor agroindustri.
“Jadi selain memberikan solusi kepada petani, rangkaian produk dan jasa yang kami miliki, kami harapkan juga bisa memberikan solusi untuk agroindustri melalui hasil pertanian yang berkualitas,” jelas Rahmad.
Sementara itu Edy, petani bawang setempat, menyebutkan bahwa dirinya sudah menggunakan NPK Phonska Plus dalam satu tahun terakhir. Ia mengaku hasil pertaniannya jauh lebih baik daripada sebelumnya.
“Hasil buahnya jadi lebih bagus, lebih besar, dan bisa panen lebih cepat 10 hari,” ujarnya.
Menggencarkan Promosi Terkait NPK Phonska Plus, Rahmad menyebutkan bahwa produk non-subsidi ini akan semakin gencar dipromosikan sebagai bagian dari strategi transformasi bisnis perusahaan. Mengingat saat ini wacana pengalihan subsidi pupuk sudah semakin kuat.
Sejak pertamakali diluncurkan pada akhir tahun 2016, NPK Phonska Plus telah mencatat realisasi penjualan yang cukup baik. Pada tahun 2017 penjualan tercatat sebesar 49 ribu ton dan pada tahun 2018 sebesar 50 ribu ton.
“Untuk itu pada tahun 2019 kami menargetkan penjualan sebesar 70 ribu ton dan kami sangat optimis target ini akan tercapai,” ujar Rahmad.
Adapun sasaran utama pemasaran NPK Phonska plus, lanjut Rahmad, adalah wilayah yang memiliki serapan pupuk NPK tinggi atau belum tercakup dalam skema pupuk bersubsidi.
“Wilayah tersebut adalah sentra pertanian di beberapa kabupaten dari sejumlah provinsi, seperti Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawwesi Selatan,” tutup Rahmad.
Sumber Petrokimia Gresik, edit koranbumn