PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) akan menempuh sejumlah jalur penyehatan kondisi keuangannya. Divestasi saham di dua perusahaan asuransi menjadi salah satu opsi yang dipilih anggota holding perasuransian dan penjaminan BUMN itu.
Jasindo akan melakukan divestasi sahamnya di PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) dan PT Asuransi Tokio Marine Indonesia. Per 2021, Jasindo memiliki kepemilikan 10 persen saham di Mandiri Inhealth dan menggenggam 40 persen saham di Tokio Marine Indonesia.
Yang sudah terang, pembeli kepemilikan 10 persen saham Jasindo di Mandiri Inhealth tak lain adalah induk holdingnya, yakni PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) alias Indonesia Financial Group (IFG). Sedangkan pembeli 40 persen saham Jasindo di Tokio Marine masih menyisakan tanda tanya.
Wakil Direktur Utama IFG Hexana Tri Sasongko mengungkapkan bahwa proses akuisisi 10 persen saham Jasindo di Mandiri Inhealth telah rampung. Namun, Hexana tak mengungkapkan berapa nilai akuisisi saham tersebut.
“Akuisisi 10 persen saham Mandiri Inhealth sudah selesai. SPA [sales and purchase agreement] dan dana transfer sudah dilakukan bulan Juni [2022] kemarin,” ujar Hexana kepada Bisnis, dikutip Senin (18/9/2022).
Adapun, penyelesaian akuisisi tersebut merupakan kelanjutan dari perjanjian jual beli saham bersyarat (conditional sales and purchase agreement/CSPA) antara IFG dan Jasindo yang ditandatangani pada November 2021 lalu.
Kala itu, IFG menyatakan bahwa pembelian saham Mandiri Inhealth merupakan upaya serius IFG dalam menata fokus bisnis anak perusahaan, khususnya Jasindo, yang semakin memperkuat fokus bisnisnya di sektor asuransi umum.
Di sisi lain, hal ini sejalan dengan strategi IFG sebagai holding untuk memperluas dan memperkuat portofolio proteksi di pasar asuransi kesehatan yang akan dijalankan oleh PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) sebagai anak perusahaan.
Sementara itu, proses divestasi di Tokio Marine Indonesia (TMI) masih memasuki tahapan restu ke pemegang saham dan regulator. Hexana menyebut bahwa Jasindo telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat untuk kepemilikan sahamnya di TMI
Sayangnya, ia tak mengungkapkan siapa calon pembeli saham Jasindo itu dan berapa persen saham yang dilepas.
“Divestasi TMI sudah tanda tangan CSPA. Saat ini, sedang proses persetujuan pemegang saham, yakni BPUI dan Kementerian BUMN, serta persetujuan OJK,” ungkap Hexana.
Adapun, mayoritas saham TMI dimiliki oleh Tokio Marine Asia Pte. Ltd, sister company dari Tokio Marine & Nichido Fire Insurance Co., Ltd., yang mengawasi 11 perusahaan asuransi jiwa dan umum di berbagai negara di Asia. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2022, jumlah aset TMI tercatat mencapai Rp4,51 triliun. Naik dari posisi pada akhir 2021 yang mencapai Rp4,36 triliun.
Sampai berita ini diturunkan, manajemen Jasindo belum memberikan komentar atau tanggapan atas pertanyaan Bisnis mengenai rencana divestasi saham Jasindo di TMI. “Saya cek dulu, ya,” ujar Sekretaris Perusahaan Jasindo Cahyo Adi melalui pesan WhatsApp, Selasa (13/9/2022).
Rencana divestasi saham Jasindo di TMI diungkapkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan Ogi Prastomiyono dalam konferensi pers, Selasa (13/9/2022). Rencana divestasi itu merupakan salah satu upaya Jasindo untuk memperbaiki kondisi rasio solvabilitasnya atau risk based capital (RBC) yang minus dalam 2 tahun terakhir.
Diberitakan Bisnis sebelumnya bahwa berdasarkan kinerja yang diaudit per Desember 2021, RBC Jasindo berada pada level -84,85 persen. Di bawah kondisi tahun sebelumnya, yakni 2020 berada pada level -77,01 persen.
Ogi mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan direksi Jasindo dan IFG, serta ultimate shaleholdernya, yakni Kementerian BUMN untuk membahas persoalan RBC Jasindo yang minus tersebut. Jasindo telah menyampaikan rencana penyehatan keuangannya (RPK) terkait kondisi RBC itu.
“Langkah yang dilakukan, antara lain melakukan revaluasi asetnya, kemudian dia melakukan divestasi penyertaan pada Mandiri Inhealth dan juga penyertaan pada Tokio Marine,” ujar Ogi.
Selain itu, Jasindo juga disebutnya akan mengkaji ulang bisnis asuransi jiwa kredit yang baru dikembangkan dalam 3-4 tahun terakhir ini.
Menurutnya, RPK yang disampaikan Jasindo cukup beralasan. Ogi berkeyakinan dengan langkah penyehatan yang dilakukan Jasindo, RBC perseroan dapat kembali normal di atas 120 persen.
Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2A OJK Ahmad Nasrullah menilai permasalahan Jasindo akan dapat segera teratasi.
“Jasindo mudah-mudahan akhir tahun sudah selesai. Apalagi ini asuransi umum kan,” kata Nasrullah.
Sumber Bisnis, edit koranbumn