Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M Soemarno melakukan kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (24/01/2019).
Dalam kunjungan ini, Menteri Rini menyempatkan diri mengendarai langsung Panser Anoa 6×6 buatan PT Pindad (Persero) sambil mengelilingi fasilitas produksi Pindad di Bandung.
“Saya mencoba mengemudikan sendiri kendaraan tempur (ranpur) Anoa karya anak bangsa. Enak dan mudah dikendalikan. Saya yakin kualitasnya bagus untuk kebutuhan pertahanan negara kita. Ke depannya saya mendorong PT Pindad untuk mengembangkan kendaraan komersil,” ungkap Menteri Rini.
Panser Anoa 6×6 karya Pindad telah diproduksi dalam berbagai varian. Kendaraan Tempur (Ranpur) Anoa 6×6 buatan industri pertahanan dalam negeri ini merupakan karya anak bangsa dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Anoa tipe APC ini mampu mengangkut hingga 10 personil, memiliki bobot 12.5 ton dengan kekuatan 320 HP serta kecepatan maksimal 100 km/ jam. Ranpur ini juga dilengkapi dengan Remote Controlled Weapon System (RCWS) dan dapat dipasangi senjata dengan kaliber 12,7 mm serta senjata mesin kaliber 7,62 mm. Selain itu Anoa ini juga dapat dilengkapi Pelontar granat dan Thermal Driver Vision untuk meningkatkan kewaspadaan pada operasi di malam hari.
Selain digunakan untuk misi TNI di tanah air, Ranpur Anoa dengan jumlah total 75 unit juga sudah digunakan untuk mendukung misi pemeliharaan perdamaian PBB pada United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), The United Nations-African Union Mission in Darfur (UNAMID), Multidimensional Integrated Stabilization Mission in the Central African Republic (MINUSCA). Anoa sudah terbukti kualitas dan ketangguhannya beroperasi di berbagai medan negara yang berbeda. Seperti Malaysia, Filipina, Brunei hingga negara Timur Tengah telah membeli produk karya anak bangsa ini.
Turut mendampingi Menteri Rini pada kunjungan ini, Direktur Utama PT Pindand, Abraham Mose, Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, Deputi Pertambangan Industri Strategis dan Media Kemnterian BUMN Fajar Harry Sampurno, Direktur Utama PT Pertamina ( Persero) Nicke Widyawati dan Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim.
Tak hanya itu dalam kunjungan kerjanya, Menteri Rini juga mengikuti serah terima 5 unit Heli AKS dan 1 unit Pesawat Udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) kepada Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk TNI Angkatan Laut yang berlangsung di Hanggar Rotary Wing KP II milik PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Pesawat udara yang diserahkan yaitu 1 unit CN235-220 MPA (Serial Number N067) sesuai Kontrak Jual Beli Nomor TRAK/19/PLN/I/2013/AL tanggal 07 Januari 2013, antara Kementerian Pertahanan RI dan PTDI. Pesawat udara ini yang secara kontraktual telah diserahkan kepada Kemhan/TNI AL pada bulan September 2018.
Pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft memiliki beberapa keunggulan, yakni dapat lepas landas dengan jarak yang pendek, dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput, mampu terbang selama 10-11 jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot, dan adanya winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.
Sedangkan helikopter yang diserahkan yaitu 5 unit Heli AKS (Serial Number 7021, 7042, 7043, 7046, 7047) yang merupakan bagian dari materiil kontrak 11 unit Heli AKS sebagaimana Kontrak Jual Beli Nomor TRAK/979/PLN/IX/2014/AL pada tanggal 30 September 2014 antara Kementerian Pertahanan RI dan PTDI, secara kontraktual telah diserahkan bertahap pada bulan Juni 2018 untuk SN 7021 dan 7043 serta bulan November 2018 untuk SN 7042, 7046 dan 7047.
Helikopter AS565 MBe Panther full AKS mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dengan dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Sonar HELRAS dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam.
Teknologi HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pada sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk mengetahui keberadaan kapal selam dari jarak jauh. Dipadu dengan perangkat DS-100, AS565 Panther dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan dangkal maupun perairan dalam.
“Saya terus mendorong agar PT DI mampu memproduksi alat-alat pertahanan yang berkualitas dan dapat digunakan untuk pertahanan negara kita. Semoga kerja sama antar BUMN dan Tentara Nasional Indonesia tetap terus ditingkatkan. PT DI juga tidak hanya menjadi pemain di pasar lokal tetapi juga pasar internasional,” tegas Menteri Rini.
Sinergi BUMN
Fasilitas produksi milik PT Pindad saat ini memproduksi Pertamini (Kios BBM), tabung gas 3 kg, 4,5 kg, 5,5 kg serta 12 kg, tabung udara untuk air brake system dan AMH-o.
Produksi tabung gas 3 kg, 5,5 kg dan 12 kg ini dibeli oleh PT Pertamina. Pada tahun 2015, Pertamina telah memesan sebanyak 1,2 juta tabung. Pindad berharap dapat pesanan minimal 1 juta tabung gas 3 kg di awal tahun ini.
Adapun tabung 4,5 kg telah dibeli PT ECGI (East Continen Gas Indonesia) sejumlah 40.000 tabung dan akan dikirimkan pada Juni sebanyak 10.000 tabung/bulan. Kapasitas produksi seluruh tabung Pindad hingga saat ini sebanyak 300.000 tabung/bulan.
Selain itu, Pindad juga memproduksi Anjungan Minyak Higienis (AMH-o) untuk pabrik minyak goreng dengan kapasitas produksi 1.000 unit/bulan.
“Semoga sinergi seperti ini terus dijalin, bagaimana saya mendorong BUMN-BUMN untuk saling membantu dan bersinergi satu sama lain. Saya bangga BUMN bisa menghasilkan produk-produk berkualitas dan komitmen seperti ini harus terus ditingkatkan,” katanya.
Sumber KementerianBUMN edit koranbumn
Dalam kunjungan ini, Menteri Rini menyempatkan diri mengendarai langsung Panser Anoa 6×6 buatan PT Pindad (Persero) sambil mengelilingi fasilitas produksi Pindad di Bandung.
“Saya mencoba mengemudikan sendiri kendaraan tempur (ranpur) Anoa karya anak bangsa. Enak dan mudah dikendalikan. Saya yakin kualitasnya bagus untuk kebutuhan pertahanan negara kita. Ke depannya saya mendorong PT Pindad untuk mengembangkan kendaraan komersil,” ungkap Menteri Rini.
Panser Anoa 6×6 karya Pindad telah diproduksi dalam berbagai varian. Kendaraan Tempur (Ranpur) Anoa 6×6 buatan industri pertahanan dalam negeri ini merupakan karya anak bangsa dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Anoa tipe APC ini mampu mengangkut hingga 10 personil, memiliki bobot 12.5 ton dengan kekuatan 320 HP serta kecepatan maksimal 100 km/ jam. Ranpur ini juga dilengkapi dengan Remote Controlled Weapon System (RCWS) dan dapat dipasangi senjata dengan kaliber 12,7 mm serta senjata mesin kaliber 7,62 mm. Selain itu Anoa ini juga dapat dilengkapi Pelontar granat dan Thermal Driver Vision untuk meningkatkan kewaspadaan pada operasi di malam hari.
Selain digunakan untuk misi TNI di tanah air, Ranpur Anoa dengan jumlah total 75 unit juga sudah digunakan untuk mendukung misi pemeliharaan perdamaian PBB pada United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), The United Nations-African Union Mission in Darfur (UNAMID), Multidimensional Integrated Stabilization Mission in the Central African Republic (MINUSCA). Anoa sudah terbukti kualitas dan ketangguhannya beroperasi di berbagai medan negara yang berbeda. Seperti Malaysia, Filipina, Brunei hingga negara Timur Tengah telah membeli produk karya anak bangsa ini.
Turut mendampingi Menteri Rini pada kunjungan ini, Direktur Utama PT Pindand, Abraham Mose, Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, Deputi Pertambangan Industri Strategis dan Media Kemnterian BUMN Fajar Harry Sampurno, Direktur Utama PT Pertamina ( Persero) Nicke Widyawati dan Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim.
Tak hanya itu dalam kunjungan kerjanya, Menteri Rini juga mengikuti serah terima 5 unit Heli AKS dan 1 unit Pesawat Udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) kepada Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk TNI Angkatan Laut yang berlangsung di Hanggar Rotary Wing KP II milik PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Pesawat udara yang diserahkan yaitu 1 unit CN235-220 MPA (Serial Number N067) sesuai Kontrak Jual Beli Nomor TRAK/19/PLN/I/2013/AL tanggal 07 Januari 2013, antara Kementerian Pertahanan RI dan PTDI. Pesawat udara ini yang secara kontraktual telah diserahkan kepada Kemhan/TNI AL pada bulan September 2018.
Pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft memiliki beberapa keunggulan, yakni dapat lepas landas dengan jarak yang pendek, dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput, mampu terbang selama 10-11 jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot, dan adanya winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.
Sedangkan helikopter yang diserahkan yaitu 5 unit Heli AKS (Serial Number 7021, 7042, 7043, 7046, 7047) yang merupakan bagian dari materiil kontrak 11 unit Heli AKS sebagaimana Kontrak Jual Beli Nomor TRAK/979/PLN/IX/2014/AL pada tanggal 30 September 2014 antara Kementerian Pertahanan RI dan PTDI, secara kontraktual telah diserahkan bertahap pada bulan Juni 2018 untuk SN 7021 dan 7043 serta bulan November 2018 untuk SN 7042, 7046 dan 7047.
Helikopter AS565 MBe Panther full AKS mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dengan dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Sonar HELRAS dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam.
Teknologi HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pada sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk mengetahui keberadaan kapal selam dari jarak jauh. Dipadu dengan perangkat DS-100, AS565 Panther dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan dangkal maupun perairan dalam.
“Saya terus mendorong agar PT DI mampu memproduksi alat-alat pertahanan yang berkualitas dan dapat digunakan untuk pertahanan negara kita. Semoga kerja sama antar BUMN dan Tentara Nasional Indonesia tetap terus ditingkatkan. PT DI juga tidak hanya menjadi pemain di pasar lokal tetapi juga pasar internasional,” tegas Menteri Rini.
Sinergi BUMN
Fasilitas produksi milik PT Pindad saat ini memproduksi Pertamini (Kios BBM), tabung gas 3 kg, 4,5 kg, 5,5 kg serta 12 kg, tabung udara untuk air brake system dan AMH-o.
Produksi tabung gas 3 kg, 5,5 kg dan 12 kg ini dibeli oleh PT Pertamina. Pada tahun 2015, Pertamina telah memesan sebanyak 1,2 juta tabung. Pindad berharap dapat pesanan minimal 1 juta tabung gas 3 kg di awal tahun ini.
Adapun tabung 4,5 kg telah dibeli PT ECGI (East Continen Gas Indonesia) sejumlah 40.000 tabung dan akan dikirimkan pada Juni sebanyak 10.000 tabung/bulan. Kapasitas produksi seluruh tabung Pindad hingga saat ini sebanyak 300.000 tabung/bulan.
Selain itu, Pindad juga memproduksi Anjungan Minyak Higienis (AMH-o) untuk pabrik minyak goreng dengan kapasitas produksi 1.000 unit/bulan.
“Semoga sinergi seperti ini terus dijalin, bagaimana saya mendorong BUMN-BUMN untuk saling membantu dan bersinergi satu sama lain. Saya bangga BUMN bisa menghasilkan produk-produk berkualitas dan komitmen seperti ini harus terus ditingkatkan,” katanya.
Sumber KementerianBUMN edit koranbumn