Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengajak investor dalam memperluas kapasitas sejumlah bandara di Indonesia sejalan dengan meningkatnya rasio pemulihan pergerakan penumpang baik domestik maupun internasional.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pemulihan penerbangan domestik dan pariwisata cukup signifikan pasca pandemi. Kondisi ini membutuhkan alokasi belanja modal baru untuk melakukan perluasan sejumlah kapasitas bandara. Belanja modal untuk perluasan bandara ini tidak mungkin dilakukan dengan dana internal oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola bandara.
Rasio Tingkat Pemulihan yang paling signifikan terasa adalah di Bandara Soekarno Hatta yang saat ini mencapai 85 persen dan Bandara Ngurah Rai Bali yang mencapai 75 persen
“Ini peluang investasi untuk investor masuk, yang pertama mungkin untuk Bandara Soekarno-Hatta. Kami juga udah coba mengerjakan di Bandara Kualanamu, Medan,” ujarnya di sela-sela State-Owned Enterprise (SOE) International Conference, Selasa (18/19/2022).
Selain untuk memperoleh dukungan pendanaan, Tiko menilai kehadiran investor juga diperlukan untuk memperluas konektivitas global. Selama ini ekosistem bandara dan penerbangan di Indonesia masih bersifat domestik.
Saat ini, di bandara Kualanamu, telah dilakukan pembuatan perusahaan patungan atau joint venture bersama GMR Airport Consortium India untuk mengelola bersama bandara itu, dan terdapat komitmen investasi dari GMR untuk memperbaiki serta memperluas kapasitas di Kualanamu.
Serupa seperti yang telah dilakukan di Bandara Kualanamu, Kementerian BUMN l sudah berencana untuk melakukan perluasan kapasitas dengan membangun landas pacu atau runway 3 Soetta sebelum Covid-19.
Namun, masalahnya pasca pandemi ternyata pemulihan trafik di Soetta sangat cepat di mana saat ini mencapai 85 persen lebih cepat dari perkiraan.
“Hal ini membuat kita berpikir untuk mengakselerasi pengerjasamaan Soetta. Mungkin polanya sama dengan Bandara Kualanamu di mana kita akan membuat joint venture untuk perluasan bandara Soetta. Kita lagi petakan apakah semua terminal atau mungkin terminal baru, terminal 4 serta terminal 3 saja, ini yang sedang dipertimbangkan,” kata Kartika.
Dia menambahkan, dari sisi minat investor mereka sangat berminat karena pergerakan pesawat di Soetta sebagai yang tertinggi di Asia.
Soetta menjadi salah satu bandara tersibuk di Asia dengan prospek pertumbuhan penumpang dapat mencapai 100 juta ke-depannya.
“Saya rasa ini menjadi suatu pengerjasamaan yang sangat menarik dan menarik minat dari berbagai investor baik strategis maupun finansial di dunia,” kata Kartika.
Sumber Bisnis, edit koranbumn