Pelita Air Services (PAS) tengah memproses pengadaan sebanyak 5 pesawat tambahan hingga tahun ini seiring dengan dorongan pemerintah untuk menambah kapasitas pesawat.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan penambahan sebanyak 5 pesawat akan terealisasikan pada November ini. Jumlah pesawat tersebut, imbuhnya, juga akan ditambah sebanyak 10 pesawat lagi pada tahun depan. Alhasil, secara total, pada tahun depan, Pelita akan memiliki sebanyak 18 pesawat.
Selain itu, Kementerian BUMN juga tengah mengejar agar Garuda Indonesia Group bisa menambah sebanyak 120 pesawat hingga akhir tahun ini.
“Kami lagi kejar Garuda Group sebanyak120 pesawat. Pelita sedang tender 5 [pesawat], masuk November. Tahun Depan 10 lagi jadi Pelita total 18 Pesawat. Dengan Garuda Group dan Pelita masing-masing 120 dan 18 pesawat, saya kira cukup untuk kapasitas pesawat,” ujarnya, di sela-sela acara State Owned Enterprises (SOE) International Conference 2022, Selasa (18/10/2022).
Sebelumnya, pada Agustus 2022, PAS telah mendatangkan pesawat ketiga dengan tipe Airbus A320 untuk mengembangkan kapasitas penerbangan berjadwal reguler.
Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan berharap kedatangan pesawat ketiga ini bisa menjadi momentum pengembangan industri penerbangan dan pariwisata di Indonesia. Sebelumnya, Pelita Air hanya melayani penerbangan sewa.
“Yang terpenting dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat di bidang jasa transportasi udara,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang menyiapkan agar PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) bisa menambah kapasitas pesawatnya supaya tarif tiket pesawat menjadi lebih stabil pada periode peak atau puncak.
Namun, sebelum rencana tersebut terealisasikan, Kementerian BUMN lebih dulu mendorong maskapai menjual tiket dengan harga murah pada periode Senin-Kamis Siang yang biasanya memiliki tingkat keterisian rendah.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebut rencana penambahan pesawat tersebut sebagai rencana jangka menengah agar kepemilikan pesawat Garuda Group (Garuda Indonesia dan CItilink) bisa menjadi setidaknya sebanyak 120 pesawat pada akhir tahun ini. Baik GIAA maupun anak usahanya Citilink masing-masing pada akhir tahun ini mengoperasikan sebanyak 60 pesawat.
Harapannya, dengan semakin bertambahnya jumlah pesawat dan frekuensi penerbangan, harga tiket pesawat pada hari sibuk bisa kembali stabil.
“Jadi dalam proses pengadaan pesawat itu, kami sedang menunggu Penerimaan Modal Negara cair. Karena belum cair, kami sedang ada bridging dari Perusahaan Pengelolaan Aset senilai US$50 juta,” ujarnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn