PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjaga kualitas aset di tengah ketidakpastian ekonomi, terlihat dari posisi rasio kredit bermasalah yang diredam ke level 2,3 persen hingga akhir September 2022.
Capaian rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tersebut turun 80 basis poin (bps) dari posisi September tahun lalu yang berada di posisi 3,1 persen.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menuturkan bahwa seiring penurunan itu, emiten bersandi saham BMRI tersebut juga menyiapkan pencadangan secara memadai. Tecermin dari besarnya rasio pencadangan yang disiapkan oleh perseroan.
“Sampai dengan kuartal III 2022 kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup dengan NPL coverage ratio mencapai 292 persen, meningkat dari posisi kuartal ketiga tahun sebelumnya yang sebesar 247 persen,” tutur Darmawan dalam konferensi pers, Rabu (26/10/2022).
Pada periode tersebut, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 juga semakin landai menuju angka Rp45,6 triliun. Jumlah ini dinilai lebih rendah dari posisi September 2021, yang sempat mencapai Rp90,1 triliun atau turun 49,38 persen year-on-year (yoy).
Darmawan menyatakan bahwa penurunan restrukturisasi kredit tersebut didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis para debitur yang sudah kembali normal.
Di samping itu, peran pemerintah dan regulator dalam menanggulangi Covid-19 di Tanah Air dinilai telah berhasil dan ekonomi telah kembali pulih bahkan tumbuh menguat dibandingkan posisi sebelum pandemi.
Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only juga berhasil ditekan menjadi 1,3 persen per September 2022. Jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 2,1 persen.
Kuatnya manajemen risiko membuat perseroan membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp30,7 triliun, tumbuh 59,4 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini buah dari strategi perseroan yang fokus pada ekosistem, baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.
Hingga kuartal III/2022, realisasi kredit dari emiten bersandi saham BMRI ini tumbuh 14,28 persen yoy mencapai Rp1.167,51 triliun. Adapun total dana pihak ketiga (DPK) tembus Rp1.361,30 triliun atau meningkat sebesar 12,13 persen secara tahunan.
Sumber Bisnis, edit koranbum