PT Angkasa Pura II (persero) atau AP II telah menyiapkan tiga bandara kelolaannya untuk mendukung Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali yang menjadi bandara utama untuk menyambut delegasi G20.
Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin, menuturkan kesiapan bandara tersebut mengikuti standar untuk layanan bandara G2O seperti yang telah ditentukan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (KemenkoMarves). Bandara-bandara tersebut utamanya untuk menerima delegasi dan proses kepulangan delegasi agar berjalan lancar.
Terdapat 3 bandara di bawah AP II yang berkategori airport G20 ready pada 15 November – 16 November 2022. Kesiapan ini dilakukan secara maksimal dengan mengedepankan juga layanan penerbangan komersial lainnya.
Pasalnya, layanan komersial di bandara pendukung tidak menjadi pertimbangan seperti di Bandara Ngurah Rai, karena lebih banyak delegasi yang terbang dan mendarat di Bali.
“Ada 3 bandara di AP II yang supporting airport. Bandara utama kan ada di Denpasar. Jadi bandara pendukung AP II ada di Soetta, Halim, dan Banyuwangi,” kata Awaluddin, Selasa (1/11/2022).
Terkait dengan potensi pergerakan, Awaluddin pun masih mencermati karena dampak langsung perhelatan G20 di AP II tidak akan sebesar seperti di Denpasar dan lainnya.
“Kami masih menghitung [pergerakannya], tapi kesiapan untuk menyatakan konteks bandara siap sudah dilakukan dari sekarang. Semua sudah diatur. Arahan kemenhub dan kemenko marves sudah jelas bagaimana kemudian kesiapan bandara pendukung harus mengikuti desain rencana operasi di bandara utama,” ujarnya.
Sementara itu, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali akan melakukan penyesuaian operasional bandara pada 12-18 November guna mendukung kelancaran penyelenggaraan KTT G20 Bali yang akan dilaksanakan pada tanggal 15-16 November mendatang.
Sebagai pintu gerbang utama dalam kedatangan dan keberangkatan para delegasi peserta KTT G20 Bali, PT Angkasa Pura I, sebagai pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali telah mempersiapkan skenario penyesuaian operasional bandara, yang meliputi operasional di sisi udara dan sisi darat.
Adapun, penyesuaian operasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali tersebut didasarkan pada Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SE No.11/2022 tentang Pengaturan Operasional Penerbangan Selama Penyelenggaraan KTT Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi menuturkan beberapa penyesuaian operasi di Bandara Ngurah Rai akan berlaku padaya9 12-18 November mendatang adalah jam operasi Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai ditetapkan selama 24 Jam. Kemudian, pemberlakuan pembatasan operasional penerbangan untuk penerbangan reguler pada tanggal 14 November pada pukul 00.00 sampai dengan 02.00 WITA dan pukul 13.00 sampai dengan 21.00 WITA.
Kemudian, pemberlakuan pembatasan operasional penerbangan untuk penerbangan reguler pada 17 November pada pukul 12.00 sampai dengan 19.00 WITA.
Pada periode pembatasan operasional penerbangan, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali tetap melayani penerbangan komersial berjadwal. Namun demikian, dia mengimbau kepada calon pelaku perjalanan udara untuk dapat menyesuaikan jadwal perjalanan udara.
“Kami juga mengimbau kepada calon pelaku perjalanan udara yang akan melakukan perjalanan udara pada periode 14 dan 17 November untuk berkoordinasi dengan maskapai penerbangan, khususnya dikarenakan adanya potensi perubahan jadwal penerbangan komersial berjadwal yang menyesuaikan pada penerbangan delegasi peserta KTT G20,” jelasnya.
Terkait dengan pengaturan akses lalu lintas di bandara, dapat kami sampaikan bahwa dua jalur Jalan Raya Airport Ngurah Rai yang berada di depan Gedung Administrasi PT Angkasa Pura I hingga Taman Bundaran I Gusti Ngurah Rai, dan juga akses Jalan Raya Tuban akan ditutup sementara pada periode 14 dan 17 November 2022.
Sumber Bisnis, edit koranbumn