Emiten holding semen, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) mencatatkan penurunan pendapatan sepanjang kuartal III/2022. Namun, laba bersih SMGR berhasil meningkat di tengah tekanan penjualan.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2022 yang belum diaudit, emiten bersandi SMGR ini mencatatkan pendapatan Rp25,28 triliun turun 0,19 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu Rp25,33 triliun.
Namun, SMGR berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 18,9 persen menjadi Rp1,65 triliun dari posisi Rp1,38 triliun pada kuartal III tahun lalu. Sementara, marjin laba bersih meningkat 1 persen menjadi 6,5 persen dibandingkan tahun lalu.
Kontribusi pendapatan sebenarnya dari penjualan semen mengalami pertumbuhan menjadi Rp21,02 triliun dari Rp20,5 triliun. Namun, penjualan Terak turun dari Rp2,68 triliun menjadi Rp1,89 triliun, sehingga terjadi penurunan tipis pada pendapatan konsolidasi.
Perbaikan kinerja terlihat dari efisiensi yang berhasil dilakukan SMGR dengan mengurangi beban penjualan menjadi Rp2,02 triliun dari Rp2,2 triliun, beban umum dan administrasi turun 5,7 persen menjadi Rp2 triliun.
Selanjutnya, SMGR juga mencatatkan penurunan beban keuangan signifikan 20 persen menjadi Rp957,72 miliar. Hal ini disertai kenaikan pendapatan operasi lainnya dari posisi beban atau rugi Rp37,05 miliar menjadi pendapatan Rp80,98 miliar.
Dengan kinerja tersebut laba periode berjalan SMGR meningkat menjadi Rp1,73 triliun dari Rp1,44 triliun pada tahun lalu. Efisiensi tersebut yang menghasilkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan.
Corporate Secretary Semen Indonesia Vita Mahreyni mengatakan pada 9 bulan 2022, SMGR secara konsisten berhasil mencatatkan peningkatan kinerja perusahaan di tengah tantangan persaingan industri yang tinggi serta kenaikan harga bahan bakar dan energi.
EBITDA absolut tercatat 0,6 persen lebih tinggi menjadi Rp5,73 triliun dan marjin EBITDA meningkat 0,1 persen menjadi 22,7 persen.
“Di tengah berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi, SMGR secara konsisten berfokus pada strategi pengelolaan topline melalui pendekatan multibrand untuk mengoptimalkan marjin profitabilitas dengan pangsa pasar yang dominan,” tambahnya dalam keterangan resmi, Rabu (2/11/2022).
SMGR juga terangnya, secara berkelanjutan melakukan pengendalian biaya mencapai operational excellence melalui optimalisasi produksi dan jaringan distribusi. Perseroan juga menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan mencapai target dekarbonisasi melalui penurunan clinker factor dan peningkatan thermal substitution rate (TSR).
SMGR lanjutnya, membuktikan resiliensi tak hanya dari capaian bisnis, tetapi juga operasional berkelanjutan yang menjadi daya saing Perusahaan. Hingga September 2022, berhasil menekan emisi karbon hingga 591 kg CO2 per ton semen atau turun sebesar 2,1 persen (setara 13 kg CO2 per ton semen) yang dikontribusikan dari penurunan clinker factor sebesar 1 persen menjadi 69,1 persen, dan peningkatan Thermal Substitution Rate (TSR) sebesar 1,6 persen menjadi 7,1 persen.
Komitmen SIG pada upaya dekarbonisasi juga tercermin dalam sustainability framework yang menjadi acuan dukungan pendanaan untuk implementasi berbagai inisiatif keberlanjutan Perusahaan.
SMGR memiliki lima merek semen yang kuat dan mendominasi pasar ritel di masing-masing wilayah yaitu Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, serta Semen Andalas, produk SIG juga telah teruji untuk mendukung kebutuhan pembangunan proyek besar dan infrastruktur seperti konstruksi jalan, konstruksi penghasil energi, konstruksi pelabuhan dan konstruksi gedung.
”Kami terus mendorong pengembangan riset dan teknologi serta penerapan prinsip-prinsip berkelanjutan, untuk memastikan pelanggan mendapatkan nilai tambah dari produk dan solusi yang berkekuatan tinggi dan ramah lingkungan yang kami hadirkan,” kata Vita.
Sumber Bisnis, edit koranbumn