PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) berhasil meraih kontrak baru proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Pengembangan Proving Ground Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) Bekasi, Provinsi Jawa Barat bersama PT Indonesia International Automotive Proving Ground (IIAPG).
Bertempat di di Aula Mezzanine, Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, DKI Jakarta, seremoni penandatanganan perjanjian kerjasama dilakukan pada Senin (31/10). Penandatanganan kontrak proyek dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Drs. Hendro Sugiatno, M.M, Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) M. Wahid Sutopo dan Direktur Utama PT IIAPG Hiramsyah S. Thaib. Serta disaksikan langsung oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, Wakil Ketua DPR RI dan Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel, YM. Kanasugi Kenji selaku Duta Besar Jepang di Indonesia dan Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Tjahjo Purnomo menyampaikan bahwa dalam proyek KPBU ini, pemilihan partner menjadi kunci sukses dalam pembangunan proyek.
“Kami telah melakukan pendekatan terhadap proyek ini secara intensif selama 2 tahun termasuk dalam melakukan pemilihan partner konsorsium karena proyek ini berteknologi tinggi serta membutuhkan pendanaan untuk investasi,” ujar Tjahjo.
Untuk terwujudnya pengembangan sektor transportasi dan industri otomotif nasional, Hutama Karya turut serta dalam konsorsium IIAPG yang memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam proyek ini. Konsorsium IIAPG terdiri dari PT Gobel International, PT Bintang Pradipa Persada, PT Astra Daihatsu Motor, serta Toyota Tsusho Corporation dan Japan Overseas Infrastructure Investment Corporation for Transport & Urban Development (JOIN) dari Jepang.
Proyek KPBU ini ditargetkan rampung dalam waktu 2 tahun kedepan, namun soft launching proyek diharapkan pada bulan November 2023 dan grand launching pada bulan November 2024. Adapun Nilai investasi proyek ini Capital Expenditure (CAPEX) senilai Rp 1.986 Miliar.
Lebih lanjut Tjahjo mengatakan bahwa ruang lingkup pekerjaan Hutama Karya dalam proyek ini meliputi desain proving ground yang akan dilengkapi berbagai fasilitas, pembangunan fasilitas dan penyediaan peralatan beserta sistem informasi, pemeliharaan infrastruktur dan peralatan pengujian, serta pelaksanaan pelatihan berkala. Infrastruktur ini akan dilengkapi berbagai fasilitas modern untuk berbagai jenis uji tipe bagi kendaraan bermotor, seperti uji breaking system, speedometer, noise emission, rear view mirror, steering equipment, exhaust emission.
Melalui penjabaran ruang lingkup diatas, dalam konsorsium IIAPG, Hutama Karya bertanggung jawab atas pekerjaan konstruksi mulai dari pekerjaan tanah, pekerjaan struktur jalan dan jembatan. Strategi Hutama Karya dalam menyelesaikan pembangunan proyek ini dengan mempercepat pengerjaan tanah sehingga diharapkan pekerjaan struktur lainnya dapat dilaksanakan secara paralel.
Teknologi-teknologi peralatan pengujian untuk kendaraan bermotor dalam proyek ini juga akan memberi multiplier effect yang besar diantaranya menggerakkan sektor ekonomi lokal dengan mempekerjakan sumber daya lokal pada pembangunannya, bahkan berpotensi membawa Indonesia ke posisi terdepan dalam lingkungan otomotif di kawasan ASEAN.
Melalui proyek ini, Kementerian Perhubungan memformulasikan kebijakan untuk merealisasikan poin ke 7 Nawacita yakni Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakkan Strategis Ekonomi Domestik berupa fasilitas dan infrastruktur sebagai pemenuhan standar pelayanan uji kendaraan dan pertama di wilayah Asia.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan Pemerintah yang telah memberi peluang kepada Hutama Karya (melalui konsorsium IIAPG). Kami yakin dengan penerapan teknologi terkini, pembangunan proyek KPBU ini dapat selesai sesuai target dengan mutu yang terjamin. Sehingga BPLJSKB Bekasi dapat berkontribusi pada perkembangan regulasi dan teknologi yang masif,” tutup Tjahjo Purnomo, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.