Rencana PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo untuk menggarap akses khusus yang menyambungkan Pelabuhan Tanjung Priok ke Terminal Kalibaru, yakni New Priok Eastern Access (NPEA) masih dalam tahap diskusi pembebasan lahan.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono menjelaskan jalan akses ini merupakan jalan non tol berbayar menuju kawasan terminal Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Di kawasan ini, tuturnya, Pelindo sudah mengoperasikan New Priok Container Terminal (NPCT) 1 sejak Agustus 2016. NPEA ini pun menjadi perlu dibangun seiring dengan pengembangan NPCT 2 dan NPCT 3 yang akan selesai pada 2024.
Adapun kapasitas NPCT 1 saat ini sendiri sekitar 1,5 juta TEUs. Jika pembangunan NPCT 2 dan NPCT 3 selesai, kapasitas tiga terminal di Kalibaru ini akan mencapai 4,5 juta TEUs.
“Saat ini untuk pembangunan NPEA, Kami masih berbicara dengan TNI Angkatan Laut dan Kawasan Berikat Nusantara atau KBN karena sebagian NPEA akan melintasi lahan kedua lembaga tersebut,” ujarnya, dikutip Jumat (3/11/2022).
Nantinya, terang Arif, akan ada access fee untuk bisa masuk ke NPEA. Meskipun berbayar, NPEA bukan jalan tol. Jalan ini khusus untuk truk kontainer yang akan masuk ke kawasan NPCT. Dia menargetkan pembangunan NPEA ini selesai pada pertengahan 2024, berbarengan dengan selesainya pembangunan NPCT 2 dan NPCT 3.
Selama ini, paparnya, akses menuju pelabuhan yang hanya ditopang jalan arteri tidak akan memadai dan berpotensi terjadi antrean di pelabuhan dan penumpukan truk di jalan arteri dan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E Cikunir Ramp-Cilincing.
Menurut Arif untuk mengatasi potensi masalah kongesti tersebut, Pelindo menginisiasi pembangunan jalan akses timur. Panjang jalan akses khusus ini mencapai 6,6 kilometer, separuh berada di darat, setengah lagi di laut. Titik awal jalan non tol berbayar ini berada di kilometer 30 dari arah Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC), dan berujung di kawasan Kalibaru. Jalan ini akan terdiri dari dua arah, masing-masing tiga lajur.
Setelah beroperasi, jalan khusus akses timur bisa dicapai dari arah JTCC dan juga dari arah JORR Seksi E. Jarak dari persimpangan (interchange) Cilincing menuju pintu jalan khusus akses timur ini hanya sekitar empat kilometer. Jalan khusus ini nantinya bisa diakses baik dari JORR Seksi E maupun dari JTCC.Jalan akses timur ini akan melengkapi proyek Pelindo yang lain, yakni Jalan Tol Cibitung-Cilincing.
Pembangunan jalan tol Cibitung -Cilincing juga dimaksudkan untuk memperlancar dan mempercepat arus barang dari timur Jakarta. Kawasan ini merupakan sentral kawasan industri utama di Indonesia yang meliputi Bekasi dan Karawang. Dengan demikian, sekitar 60 persen barang menuju Tanjung Priok berasal hinterland di Timur Jakarta ini.
Sampai Oktober, jalan tol tersebut sudah beroperasi sebagian, yakni Seksi 1, 2, dan 3 yang menghubungkan Cibitung-Tarumajaya sejauh 27,5 km. Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Cibitung Cilincing pada 20 September lalu. Jalan tol Cibitung-Cilincing Seksi 1 sudah lebih dulu beroperasi sejak 31 Juli 2021. Pelindo menargetkan pembangunan JTCC tuntas pada akhir November 2022.
Anak perusahaan PT Pelindo Solusi Logistik, PT Akses Pelabuhan Indonesia sebagai pemegang saham PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (PT CTP Tollways) yang merupakan operator sekaligus pemilik konsesi jalan tol ini tengah menyelesaikan pembangunan Seksi 4 JTCC (Tarumajaya-Cilincing) sepanjang 7,29 km.
“Konstruksi yang sedang kita kebut ini tinggal sekitar 600 meter,” kata Arif.
Panjang keseluruhan jalan tol yang menghubungkan kawasan hinterland di Timur Jakarta dengan Pelabuhan Tanjung Priok ini mencapai 34,77 km. Dengan adanya jalan tol ini, akses barang dari kawasan Industri di sekitar Bekasi dan Karawang menuju Pelabuhan Tanjung Priok akan semakin mudah dan lancar. Selain itu, dengan beralihnya truk kontainer ke JTCC, tekanan pada jalan tol Jakarta-Cikampek otomatis akan berkurang.
Selama ini, selain melalui jalan arteri, akses dari arah Timur Jakarta menuju Pelabuhan Tanjung Priok lewat Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E melalui persimpangan (ramp) Cikunir.
Direktur Utama PT API Iwan Ridwan menjelaskan beban jalan tol itu sudah makin berat. Dalam keadaan normal, Cibitung-Tanjung Priok via Cikunir sebetulnya bisa ditempuh hanya dalam satu jam tetapi jika macet bisa lebih dari dua jam.
Iwan menambahkan lalu lintas harian (LHR) di jalan tol Jakarta-Cikampek sudah mencapai 380 ribu kendaraan, sementara LHR di JORR Seksi E sudah sekitar 110 ribu kendaraan. Pada waktu tertentu, terutama di sore hari, LHR bisa lebih tinggi lagi. Pelindo berharap JTCC bisa mempercepat arus barang dari arah Timur Jakarta.
Di sisi lain, Arif Suhartono menyebut dua jalan tol itu sudah sangat padat. Jalan Tol Cibitung-Cilincing jadi penting untuk mengurai kemacetan menuju Tanjung Priok.
Saat ini, LHR di JTCC masih sekitar 22.000-24.00 kendaraan. Arif yakin kalau JTCC sudah tersambung penuh sampai ke Cilincing, lalu lintas harian di JTCC akan meningkat. Kapasitas optimal JTCC, menurut Direktur Keuangan dan SDM PT API Juli Tarigan, mencapai 160 ribu kendaraan per hari. Total investasi untuk JTCC mencapai Rp12,9 triliun.
Jalan tol Cibitung-Cilincing akan dilengkapi rest area di km 16,5 dari arah Cibitung.
Sumber Bisnis, edit koranbumn