Chairman South East Asia Iron and Steel Institute (SEAISI) Silmy Karim membuka acara SEAISI 2022 Mega Event and Expo di Malaysia. Acara yang diselenggarakan pada 14-18 November 2022 ini merupakan ajang pertemuan ketua asosiasi dan profesional industri baja yang membahas dan memberikan resolusi atas isu-isu industri baja di regional.
Dalam sambutannya Silmy menjelaskan bahwa ASEAN telah memainkan peran penting dalam perekonomian dunia saat ini. Ukuran ekonomi agregat negara-negara ASEAN adalah USD 3,2 triliun, terbesar kelima di dunia, dan akan menjadi yang terbesar keempat pada tahun 2030. Oleh karena itu, ini adalah waktu strategis di tengah krisis keuangan global yang akan datang yang sudah terjadi di beberapa bagian negara dunia.
“Sebagai asosiasi yang mewakili regional di Asia Tenggara, kita patut gembira bahwa permintaan baja ASEAN di tahun 2030 diproyeksikan memberikan kontribusi 40% dari permintaan baja global. Ini adalah sebuah peluang baik bagi produsen baja di Asia Tenggara,” jelas Silmy.
Permintaan baja ASEAN pada 2022 diproyeksikan oleh World Steel Association mencapai 76,1 juta metrik ton, naik 4,8% dari 72,6 juta metrik ton pada 2021.
Silmy menambahkan bahwa diperkirakan lebih dari 46 juta metrik ton kapasitas produksi baja juga direncanakan diinvestasikan di ASEAN dengan China sebagai investor terbesar yang menyumbang 41 juta metrik ton kapasitas produksi baja di periode hingga tahun 2030.
“Hal ini akan menurunkan gap supply-demand baja dan impor baja sebesar 35-44% di tahun 2030,” ujar Silmy.
Menurut data World Steel, produksi baja dunia sudah meningkat 10 kali lipat sejak 1950. Khusus wilayah ASEAN, produksi baja mentah di ASEAN meningkat 2,7 kali lipat menjadi sebanyak 32 juta metrik ton selama 1 dekade hingga 2021.
“Produksi baja yang diperkirakan tumbuh 1% setiap tahunnya selama 30 tahun ke depan ini akan mencapai jumlah produksi baja sebanyak 2,2-2,4 miliar metrik ton di 2050. Sedangkan produksi baja mentah China akan mencapai puncaknya di periode 2020-2030. Jumlah ini harus kita perhitungkan penyerapannya di masing-masing negara,” terang Silmy.
.