Emiten BUMN karya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mendapatkan kontrak baru proyek sistem pengairan Rp270 miliar di Indramayu, Jawa Barat.
Emiten bersandi WSKT ini mendukung peningkatan pertanian Jawa Barat dengan mengerjakan proyek sistem pengairan untuk peningkatan modernisasi irigasi rentang di Cimanuk, Cisanggarung, Kabupaten Indramayu. Proyek bernilai Rp270 miliar ini ditujukan untuk mendukung sistem pengairan pertanian di wilayah tersebut.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya Novianto Ari Nugroho menjelaskan pembangunan proyek KSO ini rencananya dikerjakan dengan waktu 1.095 hari dan ditargetkan selesai pada tahun 2025.
“Porsi perseroan yaitu 60 persen dan 40 persennya lagi dikerjakan oleh PT. Basuki Rahmanta Putra (BRP),” ujarnya dalam keterangan, Kamis (24/11/2022).
Sebelum proyek ini, Waskita juga mengerjakan Paket Proyek Modernisasi Jaringan Irigasi Rentang LMS-03.
Lingkup pekerjaan Waskita antara lain yaitu, Pekerjaan Umum, Irrigation Canal Works, Drainage Canal Works, Total for Daywork dan Specified Provisional Sum.
Pekerjaan ini bertujuan mendukung sistem pengairan secara modern dan juga peningkatan debit air di beberapa titik lahan pertanian yang berada di wilayah Kabupaten Indramayu, di antaranya Pasir Angin, Tipar, Ciluncat dan Mecat.
“Saat ini beberapa akses jalan cukup berat, dan ada yang masih belum memadai untuk menuju ke lokasi pekerjaan. Lokasi pengerjaanya terletak jauh dari pusat kota, sekitar 20 km dari kota Indramayu,” tutur Novianto.
Pembangunan proyek tersebut ditandai dengan penandatangan kontrak kerja Rentang Irrigation Modernization Project (RIMP) LOS-01, yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa III SNVT PJPA 1 Cimanuk Cisanggarung Andi Wildaniah, dengan Senior Vice President Infrastructure I Division, I Nyoman Agus Pastima.
Adapun, WSKT berhasil meningkatkan kontrak baru dengan total Rp13,38 triliun sampai dengan Oktober 2022. Raihan ini meningkat 10,64 persen YoY (year on year) dibandingkan dengan periode yang sama atau pada tahun 2021 sebesar Rp12,09 triliun.
Sumber penambahan NKB ini berasal dari proyek Pemerintah sebesar 68,19 persen, proyek Swasta sebesar 10,22 persen, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebesar 9,57 persen dan Pengembangan Bisnis Anak usaha Perseroan sebesar 12,03 persen.
Novianto menjelaskan beberapa proyek dengan kontribusi terbesar sampai dengan Oktober 2022 adalah Proyek Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung pada kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara (IKN) dengan total nilai kontrak mencapai Rp1,35 Triliun, pembangunan jaringan SPAM Regional Umbulan Provinsi Jawa Timur senilai Rp115 miliar.
“Kami terus berburu proyek-proyek strategis di dalam negeri, selain itu juga kami ekspansi bisnis ke luar negeri. Bukan hanya sekedar mencari pengalaman, namun tujuannya untuk mencari profit,” ujar Novianto.
Sumber Bisnis, edit koranbumn