Emiten grup BUMN farmasi, PT Indofarma Tbk. (INAF) melanjutkan penurunan kinerja hingga akhir kuartal III/2022. Penjualan perseroan tercatat turun selama sembilan bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Penjualan bersih INAF per September 2022 turun 39,58 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp904,89 miliar dari Rp1,49 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan, dikutip Kamis (24/11/2022), penurunan terjadi di semua kelompok produk. Segmen penjualan obat turun menjadi Rp458,05 miliar, dari Rp933,83 miliar. Sementara itu, penjualan alat kesehatan hanya mengakumulasi penjualan sebesar Rp446,84 miliar selama Januari-September 2022, dibandingkan dengan Rp564,01 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, penjualan INAF pada kuartal III/2022 cenderung membaik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Selama Juli-September 2022, total penjualan bersih mencapai Rp330,84 miliar atau naik 40,76 persen secara kuartalan dari kuartal II/2022 Rp235,03 miliar.
Beban pokok penjualan INAF juga tercatat turun 17,23 persen yoy menjadi Rp828,55 miliar dari sebelumnya Rp1,0 triliun. Perusahaan tercatat menekan biaya produksi dari Rp251,96 miliar per September 2021 menjadi hanya Rp168,77 miliar per 30 September 2022.
Namun, laba kotor INAF tergerus 84,63 persen yoy menjadi Rp76,34 miliar dari sebelumnya Rp496,78 miliar.
Penurunan signifikan penjualan INAF berdampak pada posisi laba rugi. Per September 2022, INAF membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp183,11 miliar, turun signifikan dari laba Rp2,82 miliar pada akhir kuartal III/2021. Kerugian di kuartal III/2022 mencapai Rp92,4 miliar.
Sampai akhir September 2022, total aset INAF turun menjadi Rp1,81 triliun dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2021 Rp2,01 triliun. Penurunan terutama disebabkan oleh berkurangnya kas dan setara kas dari Rp380,81 miliar menjadi Rp269,34 miliar dan berkurangnya piutang usaha dari Rp175,18 miliar pada Desember 2021 menjadi Rp82,60 miliar.
Sementara itu, liabilitas Indofarma turun menjadi Rp1,48 triliun dari Rp1,50 triliun pada 31 Desember 2021. Kewajiban jangka pendek turun dari Rp1,04 triliun menjadi Rp986,91 miliar dan liabilitas jangka panjang per September 2022 naik menjadi Rp500,04 miliar dari Rp458,38 miliar.
Sumber Bisnis, edit koranbumn