PT PLN (Persero) mendukung penanggulangan sampah rumah tangga melalui budi daya maggot yang juga memiliki nilai ekonomis sebagai alternatif pakan ternak. Dukungan ini salah satunya diberikan kepada kelompok usaha budi daya maggot black soldier fly (BSF), MinaGot Sumbar.
Melalui program Tanggung Jawab Soal dan Lingkungan (TJSL), PLN memberikan bantuan sebesar Rp 93,57 juta kepada kelompok budi daya MinaGot Sumbar yang digunakan untuk perlengkapan kerja.
Asisten 2 Walikota Padang Didi Ariyadi menyampaikan, budi daya maggot merupakan solusi yang sangat menjanjikan untuk permasalahan sampah apalagi melihat kondisi lingkungan kota-kota di Sumatera Barat, khususnya Kota Padang saat ini. Ia pun menyampaikan apresiasi tinggi atas dukungan dan peran serta PLN mendukung UMKM.
Menurutnya, ini juga wujud komitmen perusahaan terhadap prinsip environmental, social and governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
“Terima kasih atas inisiatif yang sangat mulia dari teman-teman MinaGot Sumbar. Terima kasih sudah membentuk usaha berwawasan lingkungan. Ini sangat sejalan dengan misi Kota Padang yaitu meningkatkan usaha go green. Terima kasih juga kepada PLN yang mendukung gerakan MinaGot Sumbar. Semoga usaha ini terus berkembang dan maju seperti harapan kita bersama,” ungkapnya.
Ketua Pengelola MinaGot Sumbar, Resti Rahayu menjelaskan, maggot BSF adalah sejenis ulat kepompong yang dapat hidup subur dengan mengkonsumsi limbah sampah organik dapur (SOD), sampah sayur-sayuran hingga limbah sampah organik lainnya.
Pemberian pakan berupa sampah organik ini tentunya dapat mengurangi permasalahan sampah khususnya di Kota Padang dan sekitarnya. Satu sendok ulat maggot dapat mengelola 80-150 kg sampah selama 21 hari. Sementara sisa-sisa sampah yang tidak tidak termakan oleh maggot dapat diolah sebagai eco enzim.
Ia optimis budi daya maggot ini bisa menyelesaikan solusi penumpukan sampah Kota Padang hingga 60 persen.
Tidak hanya dari sisi lingkungan, budi daya ini juga mendatangkan manfaat dari sisi keekonomian. Maggot yang akan berkembang biak ini nantinya dapat digunakan untuk pakan ikan, pakan ternak, maupun burung.
“Hasil ulat atau maggot diolah menjadi makanan ternak, ikan, dan lain-lain. Kami juga membuat pupuk dan enzim. Jadi semuanya dalam budidaya ini bisa bermanfaat. Volume sampah yang terolah semakin meningkat, kesehatan dan keselamatan lingkungan juga meningkat,” jelas Rahayu.
Menurutnya, kehadiran PLN mendukung pengembangan UMKM yakni dari sisi jumlah produk olahan hingga kualitas. Tambahnya, hal ini juga mendukung peningkatan pendapatan sebesar Rp 675 ribu per bulan, dengan harga jual Rp 5.000 per kg.
“Harapan kami melalui dukungan PLN, UMKM ini dapat berperan mengurangi sampah ke TPA setiap bulan. Apalagi jika upaya kami didukung dengan kebijakan pemerintah, contohnya menghimbau warga untuk memilah sampah organik dan sampah non organik,” ungkap Rahayu.
General Manager UID Sumbar Eric Rossi Priyo Nugroho mengatakan, TJSL PLN nantinya akan dioptimalkan untuk pengembangan usaha MinaGot Sumbar, di antaranya dengan pengadaan alat perlengkapan kerja budi daya maggot untuk lebih maksimal dan berdaya guna.
“Bantuan PLN akan digunakan untuk pembuatan gazebo, mesin pengolah maggot menjadi pupuk, pembelian timbangan 100-150 kg untuk timbangan sampah organik, pengadaan handtruck 150 kg untuk mengangkut barang, pembelian rak-rak peletakan maggot, wadah penjemuran, hingga biaya pelatihan kewirausahaan budidaya maggot,” lanjut Eric.
Partisipasi aktif PLN terhadap sektor pengembangan UMKM secara berkelanjutan merupakan bentuk komitmen PLN untuk mendukung geliat ekonomi masyarakat, tidak hanya dari sisi suplai energi listrik, namun juga nilai-nilai sosial untuk mencapai Sustainability Development Goals (SDG’s) utamanya dalam pilar pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pekerjaan layak serta kota dan komunitas berkelanjutan.