PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menegaskan Penyertaan Modal Negara (PMN) dan konversi utang akan berdampak terhadap perbaikan kinerja operasional perseroan. Dana PMN tersebut diproyeksikan dapat dicairkan pada minggu ketiga Desember 2022.
Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra menyebutkan, tambahan PMN sebesar Rp7,5 triliun akan digunakan sebesar 60 persen atau Rp4,5 triliun untuk perbaikan, maintenance armada dan restorasi, serta perbaikan ketersediaan armada (maintenance reserve).
Selanjutnya, sebanyak 40 persen atau Rp3 triliun akan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian bahan bakar, biaya sewa, dan biaya restrukturisasi.
Irfan mengatakan, pencairan PMN akan membantu likuiditas Garuda Indonesia agar memiliki modal yang cukup untuk memenuhi kewajiban dan liabilitas lancar. Pencairan PMN juga bakal membantu mendukung upaya penyelamatan penerbangan nasional lantaran akan melancarkan rencana perdamaian PKPU.
“Tambahan PMN juga akan membantu perbaikan kinerja keuangan dan operasional Garuda untuk menangkap peluang pemulihan tren kenaikan jumlah penumpang pesawat hingga 2026, serta untuk pembayaran pajak dengan estimasi mencapai US$7,28 juta per tahun,” papar Irfan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (5/12/2022).
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, proses pencairan dana PMN cukup memakan waktu karena proses penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) yang lambat. Namun, lanjutnya, PP tersebut pada akhirnya sudah diterbitkan.
“Diproyeksikan dana PMN cair pada minggu ketiga Desember. Karena itu kami danai sementara dengan Perusahaan Penjamin Aset untuk melakukan perbaikan pesawat,” ujarnya dalam rapat di Komisi VI DPR/RI, Senin (5/12/2022).
Selain rencana pencairan PMN, emiten bersandi GIAA itu juga akan melaksanakan private placement atau Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan cara konversi utang Obligasi Wajib Konversi sebesar Rp1 triliun oleh pemerintah
Sumber Bisnis, edit koranbumn