PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) menargetkan ada penambahan kapasitas terpasang sebesar 3.963 Megawatt (MW) sepanjang tahun ini. Dengan adanya tambahan itu, realisasi megaproyek 35.000 MW bisa meningkat menjadi sekitar 7.000 MW atau 20% dari total kapasitas yang ingin dibangun.
Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Supangkat Iwan Santoso mengungkapkan, tambahan kapasitas itu berasal dari sejumlah pembangkit yang siap beroperasi pada tahun ini. Iwan tidak menyebutkan detail pembangkitnya, hanya saja, tambahan terbesar berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). “Ada banyak yang kecil-kecil (kapasitasnya), yang besar dari PLTU,” kata Iwan saat ditemui di Kompleks DPR RI, Senin (28/1).
Pada tahun ini, lanjut Iwan, setidaknya ada tiga PLTU baru yang akan beroperasi dengan kapasitas total sebesar 2.350 Megawatt (MW). Yang berasal dari PLTU Jawa 7 dan Jawa 8 masing-masing berkapasitas 1.000 MW dan PLTU Lontar dengan kapasitas 350 MW.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy N. Sommeng mengungkapkan, hingga Desember 2018 proyek kelistrikan 35.000 MW yang memasuki tahap Comercial Operation Date (COD)sebesar 2.899 MW, konstruksi 18.207 MW, PPA belum kosntruksi 11.467 MW, pengadaan 1.683 MW, dan perencanan 954 MW. “Jadi 8% COD, 89% commited dan on going, serta 3% perencanaan,” ungkapnya.
Dalam hal ini, Iwan mengklaim capaian dan progres megaproyek ini masih berjalan sesuai rencana. Adapun, penyesuaian dilakukan mengikuti berbagai asumsi yang terangkum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
Sehingga, Iwan optimsitis megaproyek 35.000 MW ini bisa rampung antara tahun 2022-2023. “Perkiraan kami selesai di tahun 2022, sebagian kecil ada di 2023, disesuaikan dengan rencana RUPTL,” tandasnya.
Sumber kontan, edit koranbumn