Emiten pelat merah, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) targetkan peningkatan produksi batu bara hingga 40 juta ton pada 2023 seiring dengan adanya potensi peningkatan angkutan batu bara, hasil kerja sama dengan PT RMK Energy Tbk. (RMKE).
Direktur PTBA Arsal Ismail mengungkapkan bahwa kerja sama PTBA dengan RMKE akan meningkatkan kapasitas angkutan batu bara kedua entitas di Sumatera Selatan sebanyak 2,5 juta ton, dari kapasitas eksisting PTBA sebanyak 32 juta ton.
“Ini akan meningkatkan kapasitas angkut dari tambang ke pelabuhan dan baru akan mulai kuartal kedua 2023. Ini akan terus kontinuitas dengan target produksi kami pada 2023 di 40 juta ton,” ungkapnya dalam konferensi pers MoU PTBA dan RMKE, Jumat (16/12/2022).
Pada 2022 sendiri, PTBA menargetkan produksi batu baranya mencapai 35,5 juta ton, dan sampai dengan kuartal III/2022 sudah memproduksi sebanyak 27,7 juta ton dan penjualan 23,5 juta ton.
Untuk kerja sama ini, pengangkutan batu bara PTBA akan menggunakan stasiun Gunung Megang yang saat ini sudah beroperasi dan menggunakan angkutan kereta api. Adapun, stasiun bongkarnya berada di stasiun Simpang yang sudah beroperasi melakukan pembongkaran 17 kereta api per harinya.
Arsal mengungkapkan, peningkatan kapasitas angkutan juga sebagai rencana PTBA untuk meningkatkan penjualan batu bara mengingat jumlah cadangannya yang masih melimpah.
“Dengan RMKE yang sudah punya fasilitas angkutan keluar, kami bekerja sama dengan RMKE untuk mengoptimalkan penjualan kami yang selama ini dengan kapasitas kereta api sudah maksimal,” terangnya.
Arsal mengungkapkan cadangan batu bara PTBA masih ada sekitar 3 miliar metrik ton, yang jika tidak dioptimalkan dan dikerjasamakan akan memakan waktu yang sangat lama untuk habis, sementara dituntut untuk net zero emission pada 2060.
“Jadi kami optimalkan sebelum net zero batu bara yang kami miliki sudah kami optimalkan di samping kami kembangkan ke produk hilirasi lainnya,” jelasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn