Kerusakan jalan menjadi salah satu masalah di Indonesia yang seringkali terjadi. Kerusakan yang terjadi bisa menghambat kegiatan masyarakat. Lalu, apa saja jenis kerusakan dan penyebabnya? Berikut tujuh jenis kerusakan jalan yang terangkum dalam Literasi ADHI.
Jenis kerusakan pertama yaitu retak lelah dan deformasi pada semua lapisan perkerasan aspal. Hal ini disebabkan oleh besarnya aktivitas kendaraan berat di atas jalan dengan struktur aspal yang kekuatannya tidak sekuat struktur beton.
Kedua, retak yang disebabkan oleh buruknya sistem drainase jalan. Untuk kasus ini, solusinya tidak cukup dengan menambal jalan, tetapi harus membangun ulang sistem drainasenya.
Ketiga, distorsi atau perubahan bentuk, yang disebabkan oleh tanah dasar yang lemah dan pemadatan yang kurang optimal di lapisan pondasi.
Keempat, kegemukan yang disebabkan oleh pemakaian kadar aspal yang terlalu tinggi, sehingga jalan aspal menjadi licin. Masalah ini biasanya diatasi dengan menaburkan agregat panas kemudian dipadatkan.
Kelima, lubang-lubang yang disebabkan oleh retakan yang tidak diperbaiki. Lubang yang semula berukuran kecil menjadi lebih besar.
Keenam, pengausan yang disebabkan oleh agregat yang tidak tahan terhadap roda kendaraan, sehingga menyebabkan ban-ban kendaraan mudah tergelincir.
Ketujuh, stripping atau pengelupasan lapisan permukaan. Ini terjadi karena lapisan permukaan terlalu tipis, sehingga bagian yang rusak perlu digaruk dulu kemudian diratakan dan dilapisi dengan laburan aspal (buras).
Sumber ADHI, edit koranbumn