Holding Industri Pertambangan Indonesia atau MIND ID bersama PT Timah Tbk. (TINS) akan mengunakan teknologi terbaru dalam pengolahan komoditas timah pada 2023. Strategi ini sebagai salah satu upaya mewujudkan program hilirisasi pemerintah.
Teknologi bernama peleburan Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace merupakan babak baru transformasi teknologi dalam pengolahan timah. Penggunaan teknologi ausmelt diyakini dapat menekan biaya produksi.
Direktur Utama Timah Achmad Ardianto mengatakan saat ini TSL Ausmelt Furnace sudah menyelesaikan tahapan hot commissioning. Setelah sebelumnya beberapa tahapan sudah dilakukan hingga nantinya digunakan secara penuh.
Ia mengatakan, untuk tahun pertama, kapasitas produksi TSL Ausmelt Furnace baru akan digunakan 50 persen. Oleh karena itu, TINS masih mengoptimalkan tanur reverberatory furnace yang dimiliki perusahaan.
“Hari ini telah kita lakukan hot commissioning dan berhasil menghasilkan logam timah berkadar 99 persen. Berikutnya akan disegerakan untuk production ramp–up dan performance test. TSL Ausmelt Furnace akan disiapkan untuk beroperasi di 2023, untuk tahun pertama kapasitas produksinya akan dimaksimalkan 50 persen dulu,” kata Achmad, Selasa (28/12/2022).
Namun, lanjutnya, 50 persen dari Ausmelt ini sudah memenuhi 65 persen dari rencana produksi tahun depan. Proyek Ausmelt merupakan salah satu proyek strategis di Holding Industri Pertambangan MIND ID. Pembangunan TSL Ausmelt Furnace merupakan salah satu bentuk transformasi teknologi peleburan yang dilakukan TINS.
Dalam kunjungan pada 20 Oktober lalu ke proyek pembangunan Ausmelt Furnace, Presiden Joko Widodo menyampaikan tentang pentingnya kehadiran TSL Ausmelt Furnace sebagai upaya untuk mendorong hilirisasi dalam konteks ketersediaan mineral timah sebagai komoditas namun tetap lebih ramah lingkungan karena dilengkapi dengan hygiene system dan waste-water treatment.
Menurut Achmad pembangunan TSL Ausmelt Furnace menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini, khususnya dalam memaksimalkan konsentrat timah kadar rendah.
Dengan TSL Ausmelt Furnace, TINS menargetkan mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40 persen Sn, dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.
Achmad menambahkan tujuan transformasi teknologi pengolahan ini untuk optimalisasi teknologi, peningkatan kapasitas, efisiensi produksi dan keselamatan serta kesehatan lingkungan.
“Sembari memastikan keandalan dalam mengoperasikan TSL Ausmelt Furnace, kita menyiapkan SDM dan hal teknis lainnya termasuk supply bahan baku,” ujarnya.
Sementara itu Direktur Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo menyebut bahwa improvisasi teknologi yang dilakukan TINS sudah sejalan dengan visi MIND ID untuk mengembangkan teknologi yang efisien dan modern, sehingga bisa meningkatkan produksi dan nilai tambah dari komoditi yang dihasilkan namun tetap ramah lingkungan.
Sumber Bisnis, edit koranbumn