Meski belum fokus mengarap kredit mikro, PT Bank Negara Indonesia telah menyiapkan strategi menyasar segmen ini. General Manager Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo menyatakan pada 2019 ini, pihaknya menyiapkan plafon kredit usaha rakyat (KUR) Mikro sebesar Rp 2 triliun.
“Segmen Mikro kami hanya KUR Mikro saja, tidak ada produk lain. Namun untuk membantu UMKM yang memang memerlukan kredit mikro kami siapkan program kemitraan. Dimana selain aspek pembiayaan juga cukup padat dengan aspek pendampingan dan pemberdayaan,” ujar Bambang kepada Kontan.co.id pada Selasa (29/1).
Meski belum terlalu fokus, target penyaluran KUR Mikro Bank berlogo 46 ini terbilang melonjak dratis yakni Rp 2 triliun sepanjang 2019. Pada 2018, BNI berhasil menyalurkan KUR Mikro Rp 750 miliar. Sedangkan pada 2017 hanya Rp 225 miliar.
Bambang menyebut sesuai dengan peraturannya, batas maksimal KUR Mikro Rp 25 juta per debitur. Namun di BNI, rata-rata debitur KUR Mikro mengajukan permintaan kredit Rp 10 juta sampai Rp 12 juta.
Tahun ini, Bambang bilang sektor dan strategi yang kami bidik adalah produksi berupa pertanian, peternakan, jasa-jasa, dan juga industri pengolahan. Selain itu juga sektor pedagang
Agar lebih efektif mengarap segmen produktif, Bank dengan sandi saham BBNI ini akan menggunakan strategi clustering. Seiring dengan mepermudah akses layanan berbasis digital.
“Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) KUR mikro tahun lalu masih bagus sekali, nol koma sekian. Tentu dengan strategi cluster dan digital kita harapkan kualitas pada 2019 akan sebagus 2018,” pungkas Bambang.
Sumber kontan, edit koranbumn