Pemerintah masih melanjutkan pembentukan holding farmasi badan usaha milik negara (BUMN). Menurut cetak biru Kementerian BUMN, PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, PT Bio Farma dan PT Phapros Tbk akan bergabung dalam satu wadah holding.
Sebenarnya, target pembentukan holding BUMN farmasi adalah akhir tahun 2018. Namun hingga awal 2019, pembahasan pembentukan belum juga usai. Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro menjelaskan Kementerian BUMN akan coba selesaikan proses holding BUMN Farmasi secepat mungkin. “Tahapan penyusunan kajian dan proses administrasi sedang proses. Time frame di kuartal I-2019,” jelas Wahyu kepada Kontan.co.id, Senin (28/1).
Menurutnya skema Holding masih terus disempurnakan dalam kajian konsultan independen. Tetapi mengacu holding yang pernah dilakukan sebelumnya, perusahaan yang 100% dimiliki Negara akan menjadi lead atau induk holding tersebut. Catatan saja, perusahaan yang masih menjadi 100% milik negara tinggal menyisakan nama PT Bio Farma.
“Tapi masih menunggu kajian final,” jelas Wahyu saat dikonfirmasi nama Bio Farma yang menjadi induk holding. Menurutnya Kementerian BUMN sudah sosialisasi dengan setiap direksi perusahaan yang terlibat untuk penyelesaian holding BUMN Farmasi ini selesai.
Head of Corporate Communications PT Bio Farma N Nurlaela Arief menjelaskan pembentuan holding masih dilakukan kajian dari kementerian BUMN. “Nanti ada pengumuman resminya,” kata Nurlaela singkat kepada Kontan.co.id, Selasa (29/1).
Sebagai informasi, PT Bio Farma (Persero) merupakan produsen vaksin dan antisera yang berbasis di Bandung, Jawa Barat. Tak hanya untuk didistribusikan dalam negeri, Bio Farma juga banyak mengekspor ke negara lain. Seperti India, Pakistan,Turki, dan Honduras.
Senada, Direktur Utama PT Phapros Tbk Barokah Sri Utami mengungkapkan skema holding masih dalam kajian. “Namun jadwal holding BUMN tetap mengacu sesuai target Kementerian BUMN,” kata Barokah kepada Kontan.co.id, Senin (28/1).
Sumber Kontan, edit koranbumn