Menteri BUMN Erick Thohir memaparkan rencananya untuk merampingkan perusahaan BUMN menjadi hanya 30 perusahaan.
“Kita bikin roadmap 2024-2034 kalau bisa nanti 30 saja BUMN, klasternya 12, BUMN-nya 30. Sekarang kan 41, supaya apa BUMN tidak jadi menara gading semua dimonopoli BUMN,” ujarnya dalam konferensi pers BUMN Tumbuh dan Kuat untuk Indonesia 2023, Senin (2/1/2023).
Erick mengatakan, BUMN akan membangun ekosistem dengan UMKM, dengan pengusaha daerah, swasta, sementara mengelola perusahaan yang besar dan masif.
“Jadi kalau ada apa-apa BUMN sebagai benteng ekonomi nasional bisa intervensi, makanya harus untung, kalau nggak bagaimana operasionalnya,” katanya.
Sepanjang 2022, di dalam kondisi krisis, BUMN menggabungkan sejumlah industri dari pariwisata, perbankan, hingga transportasi.
“Kita juga lagi konsolidasi hotel yang jumlahnya 103, sudah terjadi 23, menjadi satu kesatuan ekosistem pariwisata, yang tetap kerja sama dengan Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan, karena sebagian ada asetnya mereka,” katanya.
BUMN juga tetap bekerja sama dengan pihak swasta, karena Erick mengaku mengurus satu sektor seperti pariwisata dan perhotelan satu saja sudah sulit, apalagi jika perusahaannya banyak, sehingga butuh perampingan.
Ke depan, BUMN juga akan melaksanakan aksi korporasi, di antaranya penggabungan atau merger BUMN di sektor yang sama seperti Perusahaan Umum (Perum) Damri dan Perum PPD, dan penggabungan PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
“Tahun-tahun ke depan akan lebih banyak merger, setelah PPD sama Damri kita merger, salah satu yang lagi kita jajaki Angkasa Pura, tapi tidak dalam waktu dekat,” ujarnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn