Bank Tabungan Negara (BTN) optimistis target pada 2023 akan tercapai seiring stabilnya kondisi ekonomi dalam negeri di tengah santernya isu resesi dunia.
Wealth Management Division Head BTN Prioritas Frengky Rosadrian Perangin-Angin mengatakan bahwa kondisi Indonesia saat ini cenderung lebih stabil karena secara sumber daya sangat mencukupi, sehingga dampak resesi global terhadap Indonesia sangat minim walaupun ada.
“Tetapi kami yakin kondisi pertumbuhan di Indonesia cukup stabil. Peningkatan kemarin juga bagus, penurunan inflasi juga sedikit sehingga ke depan kami yakin Indonesia akan makin membaik. Sebagai satu-satunya bank yang fokus pada KPR, kami melihat kondisi 2023 masih tetap optimis, apalagi saat ini sudah banyak perbaikan,” kata Frengky
Sejauh ini, katanya lagi, BTN telah menjalankan transformasi serta berbagai inisiatif strategis sesuai aspirasi dari pemegang saham yang berdampak sangat bagus pada kinerja bank tersebut pada tahun 2022.
“Pada 2022, DPK tumbuh 8,77 persen yang ditopang oleh pertumbuhan CASA sebesar 4,22 persen, sehingga berhasil menekan rasio Cost of Fund menjadi sebesar 2,6 persen, kredit juga tumbuh 8,53 persen (KPR Subsidi tumbuh 10,42 persen dan Nonsubsidi tumbuh sebesar 4,6 persen),” kata dia lagi.
Bank BTN juga menekan rasio NPL ke angka 3,38 persen dengan rasio coverage meningkat ke 150,62 persen.
Untuk pertumbuhan aset BTN, kenaikan mencapai 8,27 persen. Sedangkan laba BTN meningkat 27,52 persen menjadi Rp3 triliun. Dengan melihat capaian di 2022, di mana secara keseluruhan kinerjanya naik 12 persen, maka di tahun ini peningkatan kinerja perseroan diprediksi pertumbuhannya bisa mencapai 11 persen.
Agar kinerja kian moncer, saat ini BTN tidak hanya fokus menggarap pasar KPR, tetapi sejumlah potensi lainnya, seperti investasi dan saham.
“BTN tidak hanya bersumber dari DPK, tetapi juga mengusung dari produk lain seperti investasi dan proteksi. Kami lebih mengedepankan solusi keuangan untuk nasabah sesuai dengan kebutuhan nasabah. Dan saat ini dana pihak ketiga bank BTN Prioritas mencapai Rp46 triliun,” ujarnya pula.
Ke depan BTN akan lebih maksimal masuk dalam ekosistem bisnis, dengan menggali potensi nasabah dari sisi bisnis. “Selama ini kita tidak terlalu fokus dari sisi bisnis nasabahnya. Tetapi mulai tahun ini, kami akan luruskan,” ujarnya lagi.
Frengky menegaskan, saat ini jumlah nasabah prioritas mencapai 33.000 se-Indonesia, mengalami kenaikan 10-15 persen. Adapun kontribusi Jatim terhadap nasional sekitar 20-25 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn