Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan, ID Food dan Bulog, bakal mendistribusikan 29 juta liter per bulan minyak goreng pada Februari-Maret tahun ini. Jumlah tersebut terdiri atas 18 juta liter minyak goreng curah dan 12 juta liter minyak goreng kemasan.
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memerinci dari total 29 juta liter tersebut, ID Food akan mendapatkan penyaluran sebanyak 22 juta liter dan Bulog sebanyak 7 juta liter. Keputusan tersebut berdasarkan hasil dari Rapat Pasokan Minyak Goreng bersama BUMN Pangan dan para produsen minyak goreng, Rabu, (8/2/2023) di Jakarta.
“Untuk itu, hari ini kami mengundang BUMN Pangan dan beberapa produsen minyak goreng membahas penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah [CPP] terkait minyak goreng yang menjadi amanat Perpres 125 Tahun 2022,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/2/2023).
Dia mengatakan, upaya ini agar pemerintah bisa melakukan intervensi pasar untuk mencegah gejolak harga minyak goreng menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), seperti Idulfitri atau lebaran.
Arief mengatakan, dalam pertemuan tersebut NFA meminta para produsen minyak goreng mendukung upaya pemerintah mewujudkan ketersediaan cadangan minyak goreng pemerintah melalui komitmen penyaluran minyak goreng ke ID Food dan Perum Bulog.
“Dalam mewujudkan cadangan minyak goreng pemerintah perlu kolaborasi yang baik dengan semua pihak, baik antar kementerian dan lembaga, BUMN, serta sektor swasta atau para produsen minyak goreng, maka kita libatkan para produsen untuk memberikan masukan terkait pasokan bagi BUMN Pangan,” ungkapnya.
Setelah dilakukan pembahasan, diskusi, serta mendengar masukan dari perwakilan produsen, Arief menuturkan, untuk tahap awal ini disepakati komitmen penyaluran produsen minyak goreng ke BUMN pangan sebanyak total 29 juta liter per bulan dimulai dari Februari-Maret ini.
Jumlah tersebut akan dipasok oleh tujuh produsen minyak goreng, yang terdiri atas PT Bina Karya Prima sebanyak 33.000 liter, PT SMART 11 juta liter, Apical Group 8 juta liter, KPN Group 600.000 liter, PT Mahesi Agri Karya 666.000 liter, PT LDC Indonesia 3 juta liter, dan PT Permata Hijau Group 6 juta liter, sedangkan jumlah penyaluran dari PT Salim Ivomas dan PT Tanjung Sarana Lestari akan disampaikan kemudian.
“Komitmen penyaluran produsen minyak goreng ke BUMN Pangan untuk cadangan minyak goreng pemerintah tersebut ditandatangani bersama seluruh perwakilan perusahaan produsen serta turut ditandatangani oleh pihak-pihak yang menyaksikan seperti Satgas Pangan Polri, ID Food, Bulog, serta NFA ” ujarnya.
Sebagai pihak yang diamanatkan untuk mengelola CPP, Arief mengapresiasi terlaksananya komitmen ini. Dia berharap dalam pelaksanaannya para produsen dapat menjalankan sesuai komitmen yang diawasi oleh Satgas Pangan Polri. Pasalnya, komitmen penyaluran untuk cadangan minyak goreng pemerintah ini juga merupakan tindak lanjut dari kebijakan penambahan alokasi domestic market obligation (DMO) sebesar 50 persen yang diputuskan dalam rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada 6 Februari lalu. Dalam keputusan itu, produksi minyak goreng dari 300.000 ton per bulan dinaikkan menjadi 450.000 ton per bulan.
Sumber Bisnis, edit koranbumn