PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI mencatatkan penyaluran kredit secara konsolidasi sepanjang 2022 sebesar Rp1.139,08 triliun. Penyaluran kredit itu didorong oleh segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Berdasarkan laporan keuangannya, secara konsolidasi kredit BRI itu tumbuh 13,92 persen secara tahunan (year-on- year/yoy). Apabila dirinci berdasarkan segmennya, kredit mikro di BRI tersalurkan Rp551,27 triliun.
“Portofolio kredit mikro tumbuh 13,9 persen yoy. Ini menjadikan porsi kredit UMKM di BRI 84,74 persen,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja BRI 2022 pada Rabu (8/2/2023).
Sementara, kredit segmen kecil dan menengah di BRI mencapai Rp246,40 triliun pada 2022. Lalu, kredit konsumer Rp167,63 triliun. BRI juga menyalurkan kredit kepada segmen korporasi yang nilainya mencapai Rp173,78 triliun.
Pertumbuhan kredit bank tercatat diikuti dengan peningkatan kualitas aset. Berdasarkan laporan publikasi, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross turun menjadi 2,82 persen pada akhir 2022 dibandingkan akhir 2021 yang mencapai 3,08 persen.
Sunarso mengatakan upaya BRI dalam menyalurkan kredit dilakukan melalui strategi pertumbuhan selektif. “Kami menentukan kelayakan nasabah dan mempertimbangkan kondisi nasabah,” ungkapnya.
BRI juga menerapkan soft landing strategy, dengan menyiapkan pencadangan lebih dari cukup dalam menghadapi risiko memburuknya kualitas kredit. BRI mencatatkan NPL coverage sebesar 305,73 persen pada 2022, naik dibandingkan 2021 yang hanya 281,2 persen.
“Pencadangan ini merupakan langkah antisipatif mitigasi risiko hadapi ketidakpastian global kenaikan inflasi dan perlambatan ekonomi,” ujarnya.
Sunarso juga mengatakan bahwa penyaluran kredit BRI didukung dengan kemampuan likuiditas yang memadai. Tercatat bahwa loan to deposit ratio atau LDR BRI mencapai 78,82 persen. Sementara, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BRI mencapai 25,54 persen.
“Artinya BRI terus tumbuh dan yakin tumbuh sustain. Kami juga memiliki kejelasan sumber pertumbuhan yakni ultramikro,” ujar Sunarso.
Penyaluran kredit BRI itu mendorong pertumbuhan aset 11,2 persen yoy menjadi Rp1.865,63 triliun pada akhir 2022. BRI sendiri telah membukukan laba bersih Rp51,4 triliun sepanjang 2022, atau melesat 67,15 persen secara tahunan.
Sumber Bisnis, edit koranbumn