PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI membukukan laba bersih Rp51,4 triliun sepanjang 2022, atau melesat 66,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sepanjang tahun lalu bank pelat merah yang fokus pada UMKM ini melaporkan penurunan beban bunga sebesar 7,1 persen yoy menjadi Rp27,3 triliun. Pada periode yang sama, pendapatan bunga naik 5,8 persen yoy menjadi Rp151,8 triliun.
Alhasil pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) bank naik dari Rp114,1 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp124,6 triliun atau tumbuh 9,2 persen yoy. Bank juga mendapatkan tambahan pendapatan dari premi bersih, sehingga pendapatan operasional BRI terdorong menjadi Rp126,2 triliun.
Kinerja bottom line cemerlang BRI sepanjang 2022 juga tercermin dari rasio penting perusahaan. Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) naik 104 basis poin (bps) menjadi 3,76 persen. Kemudian tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) tumbuh lebih kencang, yakni 406 bps menjadi 20,93 persen.
Sementara itu bila dilihat dari sisi efisiensi, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun dari 74,3 persen menjadi 64,2 persen. Hal tersebut diikuti pula dengan rasio biaya terhadap pendapatan atau cost to income ratio (CIR) yang ditekan dari 43,26 persen menjadi 41,95 persen.
Upaya bank meningkatkan efisiensi itu tercatat berhasil menjaga laba, meskipun margin bunga bersih (net interest margin/NIM) turun 9 bps menjadi 6,8 persen.
Adapun dari fungsi intermediasi, BRI menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp1.139,08 triliun, naik 13,92 persen yoy. Dengan demikian mendorong aset bank tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp1.089,8 triliun.
Pertumbuhan kredit bank tercatat diikuti dengan peningkatan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross turun 26 bps menjadi 2,82 persen. Akan tetapi NPL net naik tipis atau 3 bps menjadi 0,73 persen.
Bergeser ke laporan liabilitas perusahaan, BRI menggalang dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.307,9 triliun, naik 14,8 persen yoy. Bila dirinci, secara persentase, giro tumbuh paling kencang yakni 58,6 persen dan kemudian diikuti oleh tabungan 5,0 persen yoy.
Pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih besar dari deposito tersebut membuat rasio dana murah atau current account savings account (CASA) BRI naik 36 bps menjadi 66,7 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn