PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) tahun ini mengincar potensi pasar dari nasabah korporasi besar atau konglomerat di Indonesia. Peluang BSI sebagai bank syariah dinilai besar jika mampu menawarkan produk menarik.
Executive Vice President Corporate Finance & Solution BSI, Indra Kampono mengatakan bahwa porsi pembiayaan nasabah segmen korporasi saat ini belum terlalu dominan di BSI.
Berdasarkan laporan keuangannya, BSI mencatatkan penyaluran pembiayaan untuk segmen korporasi pada 2022 sebesar Rp46,13 triliun, naik 18,47 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara, total pembiayaan di emiten bank berkode BRIS ini mencapai Rp208 triliun sepanjang 2022, naik 21,26 persen yoy. Pembiayaan BSI pada 2022 didominasi oleh segmen konsumer dengan nilai pembiayaan Rp106,94 triliun.
“Mungkin selama ini bank syariah hanya menyasar korporasi kecil, pembiayaannya jadinya tidak terlalu besar,” ujarnya dalam acara konferensi pers Global Islamic Finance Summit (GIFS) pada Senin (13/2/2023).
Kemudian, setelah Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah merger menjadi BSI, pasar incaran pun berkembang, hingga menyasar pasar korporasi besar. Dia mengungkapkan bahwa BSI merupakan bank yang menyalurkan kredit sindikasi terbesar keempat di Indonesia mengacu Bloomberg League Table Reports.
BSI tercatat telah mengelola kredit sindikasi dengan nilai total US$995,34 miliar. “Kami akan terus kembangkan ke segmen konglomerat,” ujar Indra.
Ia mengatakan bahwa ada sejumlah cara yang akan ditempuh BSI dalam menyasar pasar tersebut, salah satunya menyasar ekosistem. “Misalnya satu perusahaan pembuat makanan dia kan ada supplier yang lebih dari satu, ada juga sub-supplier, hingga distributornya juga. Itu cakupannya bisa besar karena ekosistem,” ujarnya.
Perseroan juga akan gencar mengembangkan experience system, mobile banking, hingga internet banking dalam menyasar pasar konglomerat.
Upaya BSI tersebut dilakukan seiring dengan besarnya potensi pasar segmen korporasi bagi perbankan. Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI), segmen korporasi telah menjadi pendorong capaian kredit perbankan per Desember 2022.
Penyaluran kredit perbankan per Desember 2022 mencapai Rp6.387 triliun, sementara golongan debitur korporasi itu menyumbang kredit Rp3.265,2 triliun per Desember 2022. Penyaluran kredit pada golongan debitur korporasi ini tumbuh sebesar 14,54 persen yoy.
Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo mengatakan bahwa ada sejumlah potensi produk yang bisa ditawarkan oleh perbankan syariah seperti BSI kepada segmen korporasi. “Misalnya, proyek strategis nasional, konstruksi, tol, yang terkait dengan IT tower sampai renewable energy. Bank syariah bisa berkontribusi dengan menawarkan produk yang menarik,” katanya.
Dia mengatakan bahwa bank syariah pun mesti lincah dalam menggarap segmen tersebut untuk memenuhi kemauan dunia usaha. “Penting untuk menawarkan produknya secara multiple. Apalagi, peluang bagi bank syariah, mereka bisa menawarkan produk yang tidak bisa ditawarkan oleh bank lain, seperti rahn hingga murabahah,” ungkapnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn