Keraton Ratu Boko, menurut legenda merupakan istana Ratu Boko yang merupakan ayah dari Loro Jonggrang. Kraton tersebut dibangun pada abad ke-8M oleh Wangsa Syailendra yang beragama Budha. Disana juga terdapat kolam pemandian, candi pembakaran, Goa lanang dan goa wadon, paseban, dan pendapa. Di dalam kompleks Keraton Ratu Boko terdapat bangunan yang berfungsi sebagai ruang pertemuan yang disebut pendopo.
Pada bagian pendopo, terdiri dari batur pendapa dan pringgitan yang dikelilingi oleh pagar batu dengan tiga gapura untuk pintu masuk, candi miniatur, dan beberapa kolam penampung air dengan bentuk bulat dan dikelilingi pagar dan gapura. Pendopo dalam Sejarah candi ratu boko merupakan bangunan pusat yang memiliki tiang-tiang yang terbuat dari kayu.
Pendopo adalah selungkup batu persegi yang dikelilingi dengan dinding batu andesit dengan pintu masuk paduraksa kecil di sisi utara, barat, dan selatan. Di tengah kandang bertembok ini ada dasar batu yang dibentuk oleh dua teras yang terpisah, teras di sisi selatan lebih kecil dari yang di utara.
Teras ini berfungsi sebagai dasar dan lantai struktur kayu karena ada beberapa umpak atau batu yang berfungsi sebagai dasar untuk kolom kayu berlubang, untuk mendukung pilar.
Area ini dipagari tembok batu dengan panjang keliling 40,8 x 33,9 meter. Di dalam pendopo terdapat dua level lantai yang disebut batur. Batur ini merupakan bangunan sentral dari istana Medang, yang di atasnya terdapat tiang-tiang penyangga bangunan.
Batur di sebelah utara berukuran 20,57 x 20,49 meter, dengan ketinggian 1,43 meter. Sedangkan batur di bagian selatan disebut Priggitan, dengan panjang 20.50 meter dihubungkan dengan selasar yang terdiri dari batu adesit dan level lantai dari tanah sedikit lebih tinggi. Diatas batur pendopo terdapat 24 umpak. Umpak2 ini diperkirakan digunakan untuk landasan tiang penyangga yang terbuat dari kayu.
Sumber TWC , edit koranbumn