PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) bersama Kementerian BUMN dan lembaga terkait lainnya masih menggodok struktur pembiayaan bunga nol persen yang ditujukan untuk usaha mikro. Program pembiayaan bunga nol persen dinilai sangat memungkinkan untuk dilaksanakan.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan program pembiayaan bunga nol persen nantinya akan terpisah dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Dari segi sumber pendanaannya kan beda. Kalau KUR dananya dari bank penyalur, sedangkan program kredit nol persen ini tidak,” kata Supari, Rabu (15/3/2023).
Menurut Supari, pemerintah dan BRI saat ini masih mengkaji kemungkinan sumber pendanaan pembiayaan bunga nol persen melalui Bank Indonesia (BI). Dengan skema ini, bank penyalur bisa mengakses dana Giro Wajib Minimum (GWM) yang disimpan bank di BI.
Dana dari GWM ini nantinya bisa digunakan untuk menutupi biaya dana atau Cost of Fund (CoF). Selain itu, program ini juga akan membutuhkan subsidi dari pemerintah untuk menutupi biaya rata-rata atau Average Fixed Cost (AFC) dan juga biaya kredit atau Cost of Credit (CoC).
Supari berharap program ini dapat segera terealisasi karena sangat bermanfaat bagi pelaku usaha ultramikro. “Mudah-mudahan bisa terealisasi, kita masih membangun bisnis modelnya dulu,” jelas Supari.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso mengatakan, program bunga nol persen untuk kredit mikro tidak akan merugikan bank walaupun bank menyalurkannya tanpa bunga.
“Yang bunga 0 persen itu kita siap untuk mendukung tapi kemudian kan bank juga nggak akan dirugikan. Itu yang punya ide kan Menteri BUMN dan tolong diklarifikasi ke sana,” ujar Sunarso dalam sesi temu wartawan usai pembukaan UMKM Thrive yang digelar di Jakarta, Senin (7/3/2023).
Ia melanjutkan telah memiliki gambaran bahwa program tersebut berasal dari sumber dana yang memang bunganya nol persen. Sementara terkait proses penyaluran kredit yang bakal terdapat biaya operasional, tambahnya, saat ini tengah diupayakan untuk subsidinya sehingga bunga nol persen tetap dapat terealisasi.
Sumber Republika, edit koranbumn