Sejak dulu, Indonesia terkenal sebagai penghasil emas. Cerita Cindua Mato dari Minangkabau sudah menyebut Sumatera sebagai Pulau Amerh (Pulau Emas). Cerita rakyat Lampung juga menyebut Sumatera sebagai Tanoh Mas. Sejarawan Tiongkok I-tsing juga menyebut Sumatera sebagai Chin-Chou (Negeri Emas)
Dalam berbagai prasasti, Sumatera disebut dalam bahasa Sansekerta dengan istilah Suwarnadwipa (Pulau Emas) atauSuwarnabhumi (Tanah Emas). Nama-nama ini juga sudah dipakai dalam naskah-naskah India dan Buddha sebelum Masehi. Naskah Yunani kuno, Periplous tes Erythras Thalasses, juga menjuluki Sumatera sebagai Chryse Nesos (Pulau Emas).
Kenyataannya, bukan cuma Sumatera. Timbunan emas juga bisa ditemukan dari seluruh pelosok Nusantara. Mulai dari ujung barat Jawa sampai pelosok timur Papua, batuan emas menanti untuk ditambang.
Hitungan Survei Geologi Amerika Serikat atau USGS, Indonesia menduduki peringkat ke-6 sebagai negara yang kaya akan sumber daya tambang. Saat ini, negara kita menjadi produsen utama dunia untuk batubara, timah, tembaga, dan emas. Dimana saja daerah penghasil emas tersebut? Dan apakah sudah ditambang? Berikut rinciannya, dikutip dari berbagai sumber:
1. Bengkulu
Provinsi Bengkulu sudah lama dikenal sebagai penghasil emas. Emas yang ada di puncak Monumen Nasional (Monas), Jakarta, diambil dari Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara. Sejak abad 19, wilayah ini memang sudah dikenal sebagai kawasan penambangan emas. Meski demikian, emas tak hanya ditemukan di Bengkulu Utara.
Di Kabupaten Seluma, timbunan emas juga diprediksi melimpah. Potensi kandungan emas yang ada di wilayah pesisir barat Bengkulu tersebut diprediksi sangat besar. Hasil survei geologi yang dilakukan tim dari Inggris, di salah satu titik koordinat yang disurvei, terdapat gold-bering vein atau urat mineral yang mengandung emas murni di bawah tanah. Potensi kandungan emas di Seluma diduga melebihi satu juta ounce.
Namun, batuan emas tersebut terkubur di bawah hutan lindung. Sebagian cadangan memang berada di Hutan Produksi Terbatas Bukit Ramang. Tetapi sebagian yang lain berada di bawah Hutan Lindung Bukit Sanggul. Menurut Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu Ahyan Endu, kepada Liputan6.com, potensi emas itu belum bisa digali karena masih menunggu izin pinjam pakai lahan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK).
2. Jawa Barat
Siapa menyangka, wilayah yang dekat dengan Jakarta dan padat penduduk ini juga memiliki timbunan emas. Lokasi penambangannya terletak di Gunung Pongkor, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Penambangan emas di Pongkor dikelola oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan.
Keberadaan tambang emas Pongkor diketahui ketika Antam mulai melakukan survei pencarian logam dasar. Tim geolog perusahaan tambang pelat merah tersebut malah menemukan emas saat melakukan eksplorasi pada 1989. Antam pertama kalinya menambang emas salah satu puncak rangkaian perbukitan yang menyatu dengan Gunung Haliman-Salak tersebut pada 1992.
Di atas lahan konsesi tambang seluas 6.042 hektar, Antam membangun 7 terowongan untuk menambang, meski saat ini hanya 3 terowongan yang difungsikan lantaran cadangan emas yang mulai menipis. Dalam seharinya, Antam menargetkan sedikitnya 1.200 ton material mineral ore yang bisa diangkut keluar untuk diproses. Produksi emas Pongkor berkisar 1,5-2 ton (48.226-64.301 ounce) per tahun. Satu ounce setara dengan 280 gram.
3. Maluku Utara
Tambang emas Gosowong, Maluku Utara, adalah salah satu tambang emas baru yang ditemukan di luar Papua. Ditemukan pada 1993, Gosowong diperkirakan memiliki timbunan emas sebanyak 6 juta ounce.
Konsesi lahan tambang emas di sini dimiliki oleh PT Nusa Halmahera Minerals (NHM). Di dalam perusahaan tersebut, tercatat Newcrest Mining Limited, perusahaan tambang asal Australia, memiliki 75% saham NHM. Sisa saham lainnya dimiliki PT Antam Tbk. Newcrest menargetkan produksi emas dari NHM mencapai 220.000—270.000 ounce.
Potensi ditemukannya lagi emas di Halmahera masih tinggi. Dua wilayah yang juga diduga kaya emas adalah Ngailamo dan Sesewet, yang juga sudah dimasukkan dalam wilayah kontrak karya yang dikuasai NHM. Tidak heran, Antam tidak ragu meneken aliansi strategis dengan Newcrest pada 2016 untuk membentuk usaha patungan baru di masa depan, sambil mengidentifikasi dan menganalisis peluang penemuan emas di wilayah lain.
4. Nusa Tenggara Barat
Ini satu provinsi lagi yang kaya akan mineral. Konsentrasi mineral di NTB terutama berada di Pulau Sumbawa. Tambang emas besar yang ada di pulau ini adalah Tambang Batu Hijau milik PT Newmont Nusa Tenggara (sekarang milik Grup Medco dan namanya diubah menjadi Amman Mineral).
Saat dikuasai Newmont, Batu Hijau diprediksi memiliki cadangan emas terbukti hingga 5,6 juta ounce. Tetapi begitu tambang ini diakuisisi oleh Medco, potensi cadangan emas yang belum tergali disebut-sebut bisa mencapai 19,7 juta ounce.
Nyatanya, timbunan emas tidak hanya ada di Bukit Hijau. Menurut Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin, daerah lain yang diperkirakan memiliki cadangan emas luar biasa adalah Dompu, yang juga berada di Sumbawa. Menggandeng perusahaan internasional asal Brasil, Vale, Antam berencana membentuk anak usaha baru baru untuk menggali emas di Dompu.
5. Papua
Bicara tambang emas, tidak elok kalau tidak menyebut Tambang Grasberg di Papua. Berada di ketinggian, tambang ini terletak hanya 4 kilometer dari Puncak Jaya, puncak tertinggi Pegunungan Jayawijaya atau Cartensz. Tidak cuma terbesar di Indonesia, Grasberg adalah tambang emas terbesar di dunia.
Di sebut terbesar, karena diprediksi memiliki kandungan emas sebesar 25,8 juta ounce. Meski banyak yang percaya, jumlahnya lebih dari itu. Sebagai perbandingan, beroperasi sejak 1972, produksi emas Grasberg mencapai 1,06 juta ounces di 2016.
PT Freeport Indonesia (PTFI) adalah pemilik konsesi tambang raksasa tersebut. Lewat serangkaian transaksi yang rumit, mulai tahun lalu, pemerintah Indonesia, melalui Inalum, memiliki 51,23% saham PTFI. Sisa sahamnya dimiliki Freeport-McMoran Inc, perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS).
Itulah lima daerah penghasil emas terbesar di Indonesia. Sebagai perusahaan jasa pemastian terbesar di Indonesia, PT. Sucofindo (persero) ikut memberikan layanan dalam proses penambangan upstream, pengujian kualitas di tahapmidstream, hingga perdagangan (downstream).
Di tahap upstream, PT Sucofindo memberikan layanan kontrol tingkat penambangan (mining grade control), reklamasi & paska tambang, perhitungan cadangan mineral, survei tinjau, geologi, stockpile management, dan verifikasi asal usul tambang.
Sedangkan di tahap midstream, layanan Sucofindo kepada perusahaan produsen mineral, termasuk emas, ialah kontrol tingkat penambangan, analisa sifat kimia tanah, inspeksi dan supervisi bahan tambang, survei sampling dan draught survei.
Adapun layanan downstream meliputi verifikasi ekspor bahan tambang/emas, witnessing, dan pengujian material konstruksi/gedung.
Sumber Sucofindo, edit koranbumn