Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengonfirmasi bahwa ada konsorsium Inggris yang menggarap proyek ekosistem baterai kendaraan listrik senilai US$9 miliar atau sekitar Rp134 triliun (asumsi kurs Rp14.890/dolar AS) di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
“Investasi kurang lebih sekitar US$9 miliar dalam rencana. Kalau bisa kita percepat kita lakukan. Ini investasi pembangunan ekosistem baterai mobil dari tambang sampai battery cell,” kata Bahlil dalam keterangan resmi dikutip Senin, (5/6/2023).
Dia berharap investasi ini nantinya mampu menghasilkan sel baterai hingga 20 gigawatt hour (GWh) pada tahap pertama produksi. Menurut Bahlil, untuk tahap selanjutnya, proses produksi dapat terus ditingkatkan berdasarkan permintaan pasar baik di dalam maupun luar negeri.
Melansir Reuters, Senin, (5/6/2023), konsorsium Inggris yang akan berinvestasi di proyek jumbo tersebut mencakup Glencore, Envision, dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM). Sebagai informasi, Glencore merupakan raksasa pertambangan asal Swiss.
Sementara itu, Envision Group merupakan perusahaan manufaktur baterai kendaraan listrik asal Tiongkok yang bermitra dengan Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR).
Diberitakan sebelumnya, Envision bersama dengan Grup Bakrie BNBR juga akan mengembangkan Net Zero Industrial Park pertama di Asia Tenggara untuk pengolahan material nikel.
Kawasan Industri Netral Karbon yang akan dibangun di Sulawesi Selatan ini akan menggunakan energi hijau, seperti tenaga angin dan surya, untuk digunakan dalam aktivitas pemurnian bijih nikel, refining, serta manufaktur material baterai dan daur ulang baterai.
“Kami menjalin kerja sama terutama dengan mitra kami Bakrie, karena mereka yang pertama dalam transformasi energi hijau ini, dan bersama kami pasti akan mampu membentuk lanskap baru di sini,” ujar Pendiri dan CEO Envision Group Lei Zhang dalam keterangannya.
Menurutnya, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah di bawah tanah seperti nikel, tembaga, serta sumber daya alam di atas tanah seperti energi angin, surya, dan hidro. Oleh sebab itu, di antara sejumlah negara di Asia Tenggara, Indonesia dipilih karena memiliki masa depan yang luar biasa.
Sumber Bisnis, edit koranbumn