Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyebut PT Asuransi Jiwasraya (Persero) akan menerbitkan obligasi jangka panjang untuk mengatasi persoalan keuangan yang tengah dialami. Sebelumnya, Jiwasraya tengah mengalami kesulitan likuiditas hingga mengakibatkan penundaan pembayaran polis JS Saving Plan senilai Rp802 miliar. Padahal, polis itu telah jatuh tempo untuk dibayarkan.
“Sebentar lagi yang akan dilakukan Jiwasraya adalah akan mengeluarkan obligasi jangka panjang. Tujuannya supaya Jiwasraya bisa investasi lebih banyak, sehingga bisa memperkuat neraca keuangannya,” ujarnya usai menghadiri Mandiri Investment Forum 2019 di Hotel Fairmont, Rabu (30/1). Sayangnya, Rini tidak menyebutkan nilai obligasi yang akan diterbitkan. Sebagai catatan, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan salah satu penyebab kesulitan likuiditas adalah ketidakselarasan (mismatch) antara aset dan kewajiban dalam jangka pendek.
Terkait keterlambatan pembayaran klaim, Rini mengungkapkan Kementerian BUMN mendorong Jiwasraya untuk meminta perpanjangan polis kepada nasabahnya atau roll-over. Terlebih, produknya diklaim bagus dan nasabahnya juga merupakan mitra perbankan. “Sekarang proses komunikasi saja karena sebagian dari pemilik investasi itu kerja sama dengan perbankan,” ujarnya.
Bentuk Anak Usaha Baru
Lebih lanjut Rini juga mengatakan saat ini Jiwasraya dalam proses membentuk anak usaha dengan menggandeng BUMN lain, terutama BUMN yang basis pelanggannya sangat tertarik dengan produk asurasi seperti PT KAI (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Anak perusahaan ini membuka kesempatan bagi Jiwasraya untuk mengeluarkan produk asuransi baru. “Di anak perusahaan itu kami kemungkinan mengundang investor asing,” jelasnya. Terkait jumlah BUMN yang akan terlibat Rini masih belum mendapatkan laporan.
“Saya belum tahu. Mereka (Jiwasraya) akan melaporkan mungkin minggu depan ini untuk jumlah persisnya,” tandasnya
Sumber Jiwasraya/ CNN, edit koranbumn