Emiten pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) tercatat memiliki utang usaha kepada subkontraktor sebesar Rp2,25 triliun pada semester I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 30 Juni 2023, Waskita membukukan total utang usaha sebesar Rp7,17 triliun. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai Rp7,44 triliun.
Adapun jumlah utang usaha tersebut disumbang oleh utang kepada pemasok sebesar Rp4,18 triliun, subkontraktor mencapai Rp2,25 triliun, utang sewa alat Rp352,88 miliar, upah kerja sebesar Rp201,56 miliar, dan lain-lain mencapai Rp190,99 miliar.
Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, Waskita membukukan total liabilitas senilai Rp84,31 triliun. Jumlah tersebut meningkat 9,20 persen year-on-year (YoY) atau dari Rp77,2 triliun.
Perolehan liabilitas tersebut disumbang oleh liabilitas jangka pendek yang mencapai Rp22,79 triliun pada semester I/2023 atau meningkat 11,43 persen YoY. Adapun liabilitas jangka panjang mencapai Rp61,51 triliun alias terkerek 8,40 persen.
Pada saat bersamaan, ekuitas dari BUMN Karya ini merosot tajam dari Rp19,93 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp12 triliun pada paruh pertama tahun ini. Hal ini menunjukkan penurunan sebesar 39,76 persen secara tahunan.
Direktur Utama Waskita Karya Mursyid mengatakan saat ini perseroan tengah melakukan perbaikan secara komprehensif dan berkelanjutan. Perusahaan juga dinilai akan lebih selektif memilih proyek terutama dalam hal kepastian pembayaran, seperti terdapat uang muka dan pembayaran secara bulanan, serta melalui komite manajemen risiko konstruksi.
“Harapannya proyek-proyek yang didapatkan oleh Waskita dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu dan memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Kamis (10/8/2023).
Dia menambahkan bahwa Waskita juga berkomitmen memperkuat tata kelola perusahaan dan transformasi dengan mengedepankan bisnis yang profit, berkelanjutan, sekaligus memperkuat manajemen risiko lewat implementasi SMAP (Sistem Manajemen Anti Penyuapan).
Menurutnya, seluruh upaya perbaikan dan program transformasi yang sedang dilakukan oleh Waskita dapat memperbaiki kinerja keuangan dan performa keuangan secara menyeluruh.
“Dengan segala kondisi yang dialami perseroan saat ini, kami terus berkomitmen untuk menjalankan operasional sebagaimana mestinya dan tetap fokus untuk menyelesaikan proyek-proyek yang sedang berjalan serta terus melakukan tata kelola yang baik,” kata Mursyid.
Sumber Bisnis, edit koranbumn