PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) atau PKT berkomitmen menjalankan arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam implementasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo mengatakan Peraturan Menteri BUMN tentang Penugasan Khusus dan Program TJSL BUMN bertujuan untuk memberi kemanfaatan terhadap empat pilar pembangunan guna menciptakan nilai tambah bagi perusahaan serta UMK secara berkelanjutan.
“Kesinambungan menjadi komitmen Pupuk Kaltim terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), melalui implementasi program TJSL terus menunjukkan kontribusi signifikan dengan berbagai capaian dari konsistensi yang dijalankan,” ujar Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (19/8/2023).
Budi menyampaikan salah satu implementasi nyata perusahaan ialah program Konservasi Taman Laut dan Sarana Media Terumbu Karang (Kilau Samudera) yang mengusung konsep pemberdayaan masyarakat untuk perbaikan ekosistem perairan dan terumbu karang, sekaligus mendorong kemandirian dengan mengedepankan kemanfaatan melalui cakupan yang lebih luas di Kota Bontang.
“Melalui program ini, Pupuk Kaltim tidak hanya menitikberatkan pada konservasi perbaikan terumbu karang di perairan Bontang, tapi juga merangkul masyarakat yang awalnya pelaku PITRAL menjadi motor utama penggerak program melalui kelompok dengan nama Kimasea di Kelurahan Loktuan Bontang Utara,” ucap Budi.
Budi mengatakan perusahaan secara intens memberikan pembinaan, pelatihan, dan pemberdayaan seperti pembuatan media terumbu hingga monitoring perkembangan area konservasi secara berkala untuk menumbuhkan kesadaran nelayan dalam menjaga ekosistem perairan. Hal ini dinilai penting, sebab program konservasi tidak akan tercapai sesuai sasaran, jika kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem perairan tidak turut dibentuk.
Dari kesinambungan upaya tersebut, Pupuk Kaltim hingga saat ini telah meletakkan kurang lebih sekitar 6.822 media terumbu seluas 8.356 meter persegi, serta berhasil memunculkan tutupan terumbu seluas 3.557 meter persegi. Program konservasi dilakukan menggunakan media terumbu buatan dan transplantasi di perairan Tobok Batang Kota Bontang.
“Hal ini pun memberikan dampak ekonomi yang cukup signifikan, dimana dari hasil kajian Social Return On Investment (SROI) tahun 2022, setiap anggota kelompok mampu mendapatkan tambahan pendapatan sebesar Rp 70 juta per tahun,” lanjut Budi.
Atas inovasi tersebut, Pupuk Kaltim meraih empat penghargaan kategori Platinum (Bintang 5) sebagai apresiasi tertinggi pada ajang TJSL dan CSR Award 2023, yang digelar Majalah BUMN Track bekerja sama dengan Indonesia Shared Value Institute (ISVI). Pupuk Kaltim dinilai mampu mengoptimalkan peran terhadap empat pilar SDGs, yakni kategori Platinum Pilar Sosial, Ekonomi, Lingkungan, Hukum dan Tata Kelola, yang terangkum pada program Kilau Samudera.
Budi mengungkapkan penghargaan ini menjadi bukti komitmen Pupuk Kaltim dalam mendukung pencapaian 17 indikator SDGs, yang termaktub dalam empat pilar pembangunan. Utamanya mendorong perbaikan lingkungan dan ekosistem sesuai prinsip ESG.
“Hal ini sekaligus bentuk penciptaan nilai tambah yang direalisasikan Pupuk Kaltim dalam mendorong ekosistem supply chain, guna mendukung praktik ekonomi sirkular dengan mengedepankan aspek pemberdayaan masyarakat yang merujuk pada empat pilar SDGs,” sambung Budi.
Sesuai prinsip ESG, lanjut Budi, perluasan konservasi dan rehabilitasi terumbu akan terus dikembangkan Pupuk Kaltim sebagai komitmen perusahaan menjalankan bisnis yang selaras dengan lingkungan, sekaligus mempertahankan keseimbangan alam dan ekosistem secara kontinyu.
“Hal ini juga bentuk komitmen Pupuk Kaltim terhadap empat pilar SDGs melalui konsep pembinaan berkelanjutan, mengingat kesejahteraan masyarakat juga fokus dari pengembangan program konservasi terumbu yang dikembangkan melalui manfaat TJSL,” kata Budi.
Sumber Republika, edit koranbumn