Sebanyak 26 perusahaan tercatat dalam daftar antrean atau pipeline penawaran umum perdana (IPO) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Jumat (18/8/2023). Dari total tersebut, 7 perusahaan diketahui memiliki aset jumbo yaitu di atas Rp250 miliar.
Direktur Penilaian Perushaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, selain perusahaan beraset besar, pihaknya juga mencatat adanya 4 perusahaan aset skala kecil atau di bawah Rp50 miliar dan 15 perusahaan dengan aset menengah atau antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar yang masih antre untuk melakukan IPO.
Dengan antrean tersebut, pencatatan emiten baru pada 2023 berpotensi mencapai 89 perusahaan jika seluruh perusahaan akan melaksanakan IPO pada sisa tahun ini.
Sementara itu, berdasarkan sektornya, perusahaan dari sektor konsumer non siklikal mendominasi daftar antrean IPO dengan total 7 perusahaan. Disusul oleh sektor konsumer siklikasl dengan total 4 perusahaan.
Selanjunya ada sektor teknologi dan healthcare dengan masing-masing 3 perusahaan. Sektor basic materials, transportasi dan logistik, dan energi dengan masing-masing 2 perusahaan.
Lalu, 1 perusahaan dari sektor industri, 1 perusahaan infrastruktur, serta 1 perusahaan properti dan real estate akan melakukan IPO pada paruh kedua 2023.
Seperti diketahui, hingga pekan kedua Agustus 2023, 63 perusahaan telah mencatatkan saham perdana di BEI dengan penggalangan dana yang mencapai Rp49,2 triliun.
Selain itu, hingga saat ini, BEI mencatat penerbitan 71 emisi dari 50 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp80 triliun. Hingga Jumat (18/8/2023), terdapat 15 emisi dari 7 penerbit EBUS yang tengah berada dalam pipeline.
Sedangkan untuk right issue, ada 26 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan right issue dengan total nilai Rp36 triliun. Hingga saat ini, masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline right issue BEI.
Sumber Bisnis, edit koranbumn