BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID memainkan peran penting dalam rantai pasok komoditas tambang di kancah global khususnya di kawasan ASEAN. Sebagai BUMN Holding Industri Pertambangan, MIND ID mendapat mandat dari Pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Tanah Air.
Chief Financial Officer (CFO) MIND ID, Akhmad Fazri mengatakan, perusahaan terus berupaya menjalankan amanah yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia dalam memaksimalkan pemanfaatan sumber daya mineral. Ada tiga mandat yang diberikan pemerintah kepada MIND ID meliputi pengelolaan sumber daya mineral, hilirisasi mineral, dan menjadi pemimpin pasar global dengan mengoptimalkan komoditas dan melakukan ekspansi bisnis pertambangan.
“Grup MIND ID saat ini mengelola beberapa mineral dan material penting yang akan diolah menjadi produk dalam negeri seperti emas, nikel, bauksit, aluminium, tembaga, timah, dan batu bara,” ucap Akhmad Fauzi dalam ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (6/9/2203).
Acara bertajuk ‘Implementation of The ASEAN Outlook on The Indo-Pacific’ ini meliputi diskusi panel, business meeting, dan pameran proyek untuk memperkuat kerja sama bisnis di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik.
MIND ID sendiri kini beroperasi di 17 provinsi di Indonesia dan secara global menempati urutan keempat sebagai produsen bijih nikel terbesar di dunia, urutan pertama pemilik tambang emas terbesar, pemain tambang tembaga ketiga di dunia, dan produsen timah terbesar kedua di dunia.
Akhmad mengatakan MIND ID bertekad mengamankan mineral penting lainnya yakni lithium. Ia tidak menampik bahwa kekurangan pasokan mineral penting berpotensi meningkatkan harga komoditas berujung pada hambatan dalam pengembangan produk energi ramah lingkungan.
Alhasil, MIND ID fokus mengembangkan teknologi ramah lingkungan di sektor energi dengan tujuan mencapai target nol emisi karbon pada 2030.
“MIND ID saat ini sedang melakukan gerakan eksplorasi yang agresif untuk memperhatikan rasio penggantian cadangan. Kita dapat melihat pesatnya kemunculan panel surya berbasis fotovoltaik, energi hidrogen, pembangkit listrik berbasis thorium, baterai kendaraan listrik, dan perangkat pendukungnya,” ucapnya.
Menurutnya, upaya hilirisasi yang dilakukan Grup MIND ID di antaranya dengan membuat pabrik peleburan (smelter) aneka logam untuk menyokong ketersediaan bahan baku perangkat pendukung seperti semikondutor, magnet, dan komoditas ramah lingkungan lainnya.
“Ingatlah bahwa inisiatif net-zero yang ideal dapat terjadi jika inisiatif melibatkan bahan mentah rendah karbon, sehingga meningkatkan permintaan akan bahan baku seperti aluminium rendah karbon, tembaga, dan komoditas ramah lingkungan lainnya yang diproduksi dengan jejak karbon rendah,” katanya.
Akhmad mengatakan, Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi komoditas tembaga akan menyumbang sekitar 50 persen dari bahan yang dibutuhkan teknologi energi ramah lingkungan pada 2030. Selain tembaga beberapa komoditas tambang yang menjadi bahan baku pengembangan teknologi energi terbarukan yakni nikel, grafit, mangan, dan litium—bahan baku utama kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
“Hidrogen diperkirakan akan menjadi pasokan energi terbesar kedua untuk skenario net zero emissions pada tahun 2030, setelah energi terbarukan lainnya. Teknologi ini memerlukan jenis logam tertentu yang kami sebut “logam golongan platinum”. Sedangkan thorium untuk pembangkit listrik merupakan hasil samping penambangan timah,” kata Akhmad.
Kehadiran MIND ID sebagai BUMN Holding industri pertambangan memainkan peran penting dalam mendukung pengembangan teknologi energi bersih melalui penyediaan bahan baku.
Meski begitu, kata dia, tantangan yang dihadapi Grup MIND ID dalam menyediakan bahan baku teknologi ramah lingkungan yakni status bahan mentah yang kini masih berkategori cadangan sekunder atau produk sampingan dari proses pengolahan utama.
“Ekstraksi bahan baku penting dari cadangan sekunder masih menjadi tantangan, terutama dalam ketersediaan teknologi yang sesuai dengan karakteristik geografis cadangan,” ujarnya.
Melihat tantangan itu, Akhmad mengaku optimis bisa segera mengatasi masalah tersebut dengan adanya kerja sama antar pemangku kepentingan melalui pembentukan aliansi regional antar negara-negara ASEAN.
“Kami melihat pentingnya aliansi regional antar negara ASEAN dalam pengembangan dan kepemilikan teknologi, serta konservasi bahan mentah yang penting. Kami mendorong kita untuk bekerja sama dalam masalah ini,” ucap dia.
MIND ID juga berlomba mengejar dekarbonisasi sektor transportasi melalui inisiatif pengembangan baterai EV. MIND ID melalui anak perusahaannya PT Aneka Tambang Tbk., (ANTM) menjadi pemilik mayoritas saham Indonesia Battery Corporation (IBS) yang bergerak di industri baterai kendaraan listrik.
“MIND ID mendorong kita untuk membangun inisiatif pembangunan bersama untuk mengatasi tantangan teknologi, untuk mewujudkannya dekarbonisasi layak secara ekonomi dalam jangka panjang. Tentu saja, kebijakan regional mengenai perdagangan karbon dan pajak harus diberdayakan untuk mendukung aspek teknis,” ucapnya.
Prioritas MIND ID dalam memantapkan diri sebagai perusahaan pertambangan berkelanjutan di antaranya melalui pemaksimalan upaya hilirisasi memenuhi rantai pasok berkelanjutan. MIND ID juga mengadopsi 10 Prinsip Pertambangan dari Dewan Pertambangan dan Logam (ICMM) sebagai jalan memperkuat komitmen bisnis sirkular dari mulai hulu hingga hilir.
“Kami melakukan penilaian kinerja ESG kami berdasarkan 10 Prinsip Pertambangan ICMM sebagai bagian dari perbaikan berkelanjutan kami terhadap ESG. 10 Prinsip PenambanganICMM mencakup prinsip-prinsip SDG dan Perjanjian Paris yang relevan dengan industri pertambangan,” kata dia.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir dalam pembukaan AIPF 2023 menyampaikan AIPF ajang ini sebagai momen bagi ASEAN dan kawasan Indo-Pasifik untuk memperkuat kerja sama bagi kemakmuran dan keberlangsungan bersama.
Menurut Erick, pandangan ASEAN dan Indo-Pasifik menjadi bagian dari upaya Indonesia untuk memperkuat kerja sama regional dan mendorong pembangunan berkelanjutan untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan yang aman, damai dan makmur di Indo Pasifik.
“Kami sangat berharap diskusi dan keterlibatan dalam forum ini akan menginspirasi kemitraan baru, memperkuat hubungan yang sudah ada, dan menghasilkan solusi inovatif terhadap tantangan yang kita hadapi saat ini,” dalam sambutannya di acara pembukaan AIPF 2023.
Erick juga menyampaikan AIPF 2023 yang mengangkat tema “Implementation of the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific” memiliki tiga fokus bahasan yakni green infrastructure and supply chain, digital transformation and creative economy dan sustainable & creative financing.
“AIPF akan menjadi momentum penting untuk menampilkan, memperkuat, dan memperluas kolaborasi sektor publik-swasta di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik, yang selanjutnya akan menjadikan ASEAN sebagai the epicentrum of growth,” ucap Erick.
Sumber Pressrelease, edit koranbumn