Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut tren pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan pada tahun 2023 masih bergairah dan berpotensi menembus 101 emiten hingga akhir tahun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, berdasarkan data pipeline BEI, terdapat 28 calon emiten yang masih antre untuk IPO hingga akhir tahun ini. Sebanyak 11 calon emiten di antaranya memiliki aset jumbo di atas Rp250 miliar.
Berikutnya, calon emiten dengan aset skala menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar mendominasi dengan jumlah 16 perusahaan. Kemudian diikuti 1 perusahaan skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar.
Artinya, dengan antrean tersebut, pencatatan emiten baru pada 2023 berpotensi mencapai 101 perusahaan tercatat, jika 28 perusahaan tersebut melakukan IPO tahun ini.
Ditinjau berdasarkan sektornya, perusahaan dari sektor consumer cyclicals mendominasi dengan total 5 perusahaan. Disusul perusahaan dari sektor basic materials, industrial, infrastruktur, dan consumer non-cyclicals masing-masing sebanyak 4 perusahaan.
Selanjutnya ada sektor energi dan teknologi masing-masing sebanyak 3 perusahaan. Diikuti sektor healthcare sebanyak 1 perusahaan.
Hingga 27 Oktober 2023 telah tercatat 73 emiten yang melantai di BEI dengan dana yang dihimpun sebesar Rp53,1 triliun.
Tak hanya itu, dari pipeline obligasi sejauh ini BEI mencatat penerbitan 97 emisi dari 56 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp108,9 triliun. Hingga Jumat, (27/10), terdapat 13 emisi dari 10 penerbit EBUS.
Sementara itu untuk right issue, per tanggal 27 Oktober, BEI mencatat telah terdapat 26 perusahaan yang menerbitkan right issue dengan total nilai Rp37,3 triliun. Sejauh ini, masih ada 26 perusahaan yang masih dalam antrean pipeline right issue BEI.
Sumber Bisnis, edit koranbumn