Lima bandara yang dikelola Angkasa Pura Airports mulai melayani penerbangan dari maskapai yang beroperasi dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Hal tersebut menyusul mulai beroperasinya Bandara Kertajati secara penuh pada Minggu (29/10) untuk menggantikan operasional penerbangan reguler Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Kelima bandara Angkasa Pura Airports tersebut adalah Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang melayani 12 penerbangan, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan dengan 4 penerbangan, serta Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar masing-masing dengan 2 penerbangan. Secara total, terdapat 22 penerbangan dari/ke Bandara Kertajati yang dilayani oleh 5 bandara Angkasa Pura Airports.
“Kami menyambut baik beroperasinya Bandara Kertajati secara penuh mulai hari ini. Dengan infrastruktur dan fasilitas pendukung bandara yang sangat mumpuni, potensi untuk penambahan frekuensi ataupun pembukaan rute baru ke bandara-bandara Angkasa Pura Airports yang lain sangat terbuka lebar,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi.
Faik Fahmi menambahkan, 22 penerbangan dari/ke Bandara Kertajati yang dilayani oleh 5 bandara Angkasa Pura Airports tersebut dioperasikan oleh 3 maskapai penerbangan, yaitu Indonesia AirAsia dengan 4 penerbangan, Super Air Jet dengan 14 penerbangan, dan Citilink Indonesia dengan 4 penerbangan.
Penerbangan pertama yang beroperasi di bandara Angkasa Pura Airports ke Bandara Kertajati adalah Indonesia AirAsia QZ750 yang berangkat dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada Minggu (29/10) pukul 06.58 WITA, serta mendarat di Bandara Kertajati pada pukul 07.15 WIB. Pesawat yang sama kemudian berangkat kembali menuju Bali pada pukul 08.34 WIB, serta tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada pukul 10.53 WITA.
“Majalengka selaku lokasi dari Bandara Kertajati memiliki profil potensi catchment area yang cukup luas, meliputi masyarakat yang berasal dari wilayah Jawa Barat seperti Cirebon, Indramayu, dan Kuningan, wilayah Jawa Tengah bagian utara, serta eks-penumpang dari Bandara Husein Sastranegara Bandung,” lanjut Faik Fahmi.
“Dengan potensi cakupan yang cukup luas ini, kami berharap dengan resmi beroperasinya Bandara Kertajati ini akan berdampak pula terhadap pertumbuhan trafik penerbangan dan penumpang di bandara-bandara Angkasa Pura Airports,” pungkas Faik Fahmi.