Sebagai bentuk kesinambungan perusahaan yang mendukung nilai-nilai keberlanjutan sesuai arahan strategis dan proses bisnis perusahaan, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menggelar Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) Penentuan Topik Material Sustainability Report Tahun 2023 yang dilaksanakan di Jakarta pada Kamis, (09/11).
Salah satu proses penting dan utama dalam penyusunan Sustainability Report yaitu menentukan Topik Material sesuai dengan standar Global Reporting Initiative (GRI), untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu diungkapkan. Dalam penentuannya juga perlu dinilai dampak secara berkesinambungan dan perlu disesuaikan dengan arahan strategis dan proses bisnis Perusahaan.
Hadir dalam agenda tersebut Direktur Human Capital & Transformasi Jasa Marga Bagus Cahya A.B., Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana, serta diikuti oleh Roadster Jasa Marga di level BOD-1, BOD-2 dan BOD-3 yang merupakan anggota tim penyusunan Sustainability Report Tahun 2023. Acara ini dilaksanakan untuk menghimpun masukan yang berkualitas dari pemangku kepentingan eksternal, sehingga bisa merumuskan topik material untuk penyusunan Sustainability Report Jasa Marga Tahun Buku 2023.
Agenda Workshop dan FGD juga dilengkapi oleh Talkshow yang menghadirkan Asisten Deputi (Asdep) Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kementerian BUMN Edi Eko Cahyono, Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Unsur Masyarakat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tulus Abadi, Wakil Ketua III Forum Transportasi Jalan dan Kereta Api Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Amelia Makmur, Direktur Socialimpact.id Business Sustainability CECT Universitas Trisakti Rio Zakaria Widyandaru dan difasilitasi oleh Consultant & Copywriter Annual Report & Sustainability Report Jasa Marga Peter Johan sebagai moderator.
Dalam sambutannya, Direktur Human Capital & Transformasi Jasa Marga Bagus Cahya A.B. mengatakan bahwa untuk mencapai strategi keberlanjutan perusahaan, Jasa Marga senantiasa berkomitmen mewujudkan jalan tol berkelanjutan, yang memperhatikan dampak lingkungan, ekonomi dan dampak sosial baik pemangku kepentingan maupun masyarakat.
“Dengan adanya kegiatan ini, kami menargetkan untuk meningkatkan kualitas pengungkapan Sustainability Report yang lebih matang dan tepat guna sesuai strategi berkelanjutan Perusahaan, selaras dengan program-program keberlanjutan perusahaan yang saat ini dilaksanakan dalam tiga bidang, yakni Environmental, Social, and Governance (ESG) sejalan dengan road map Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk meneruskan visi dan misi keberlanjutan perusahaan dan menjadi sustainable corporation,” ungkap Bagus.
Selanjutnya agenda Talkshow dibuka dengan pemaparan dari Asdep Bidang TJSL Kementerian BUMN Edi Eko Cahyono yang menjelaskan mengenai dua fundamental penting BUMN dalam mendukung keberlanjutan yang tertuang melalui value creator untuk terus mengupayakan pertumbuhan bisnis dengan tetap memerhatikan mitigasi risiko dan agent of development untuk mendukung tercapainya kesejahteraan masyarakat serta menjadi agen perintis. Kedua hal tersebut yang menciptakan long-term sustainability atau keberlanjutan jangka panjang.
“TJSL itu tidak hanya terkait dengan community development saja, melainkan hal terkait Hak Asasi Manusia (HAM), praktik tenaga kerja, praktik bisnis yang adil, isu konsumen, lingkungan hidup, serta tata kelola organisasi. Sehingga ke depannya, BUMN dapat melakukan transformasi TJSL melalui beberapa aspek diantaranya fokus pada dampak, perbaikan tata kelola, pemanfaatan teknologi, peningkatan kolaborasi hingga peningkatan engagement karyawan,” ungkapnya.
Sementara itu, Anggota BPJT Unsur Masyarakat Kementerian PUPR Tulus Abadi dalam materinya mengatakan isu keberlanjutan ini merupakan hal penting, terutama di industri jalan tol. TJSL berperan sebagai pengendalian dampak terhadap praktik bisnis yang dijalankan oleh perusahaan itu sendiri.
“Jalan tol sendiri punya banyak dampak. Dampak positifnya tentu telah terpotret oleh kita semua. Namun tidak dapat dipungkiri ada dampak negatif pula. Hal inilah yang perlu dilakukan mitigasi dengan melalui program TJSL yang menjangkau masyarakat luas dan mementingkan aspek kepentingan masyarakat maupun pengguna jalan,” imbuhnya.
Hal ini pun diamini oleh Wakil Ketua III Forum Transportasi Jalan dan Kereta Api MTI Amelia Makmur. Ia mengungkapkan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) perlu meminimalisir dampak yang dihasilkan oleh perusahaan, dan salah satunya menerapkan low effect development atau pembangunan yang berdampak rendah.
Terkait Sustainability Report yang disusun oleh Jasa Marga, Direktur Socialimpact.id Business Sustainability CECT Universitas Trisakti Rio Zakarias Widyandaru mengapresiasi Jasa Marga yang memiliki score ESG risk rating cukup rendah di angka 12.9 dan termasuk kategori low risk. Selain itu, ia pun menerangkan pentingnya Sustainability Report bagi Perusahaan. Menurutnya, perusahaan perlu melaporkan prinsip keberlanjutan yang dijalankan sebagai pemenuhan aspek transparansi dan akuntabilitas.
“Sustainability Report secara tidak langsung dapat meningkatkan reputasi dan membangun kepercayaan, memenuhi tujuan para pemangku kepentingan baik itu pemerintah, investor, masyarakat, hingga membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko sehingga memungkinkan untuk meraih peluang baru serta membantu meningkatkan tata kelola,” tutupnya.
Sumber Jasa marga