Induk holding BUMN pertahanan (Defend ID), PT Len Industri (Persero), berhasil menggandeng perusahaan kendaraaan antariksa, Thales Alenia Space. Perusahaan Prancis itu menandatangani kontrak multimisi dengan Len untuk menyediakan konstelasi observasi Bumi yang canggih, yang menggabungkan sensor radar dan optik, khusus bagi Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
“Kerja sama Len dan Thales Alenia Space merupakan cara positif untuk meningkatkan kemandirian kita di industri pertahanan,” ujar Direktur Utama Len Industri Bobby Rasyidin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Bobby berharap, kerja sama ini dapat memperkuat kemampuan Len dalam mengelola serta mengoperasikan sistem dan proyek satelit. Selain itu, dengan menangani pemrosesan dan analisis citra satelit untuk proyek ini, ucap Bobby, Len akan memperkuat posisinya sebagai penyedia sistem pertahanan penting di Indonesia.
“Kedua perusahaan akan menggabungkan kekuatan untuk mengerahkan seluruh sistem, termasuk ruang dan ground station atau stasiun bumi di Indonesia,” ucap Bobby.
Bobby menjelaskan, sistem pengamatan orbit mencakup satelit optik dan radar yang terintegrasi serta dioperasikan melalui segmen pengamatan di darat yang bersifat multimisi. Bobby mengatakan solusi ini didukung kecerdasan buatan untuk menjamin daya tanggap sistem yang cepat serta peningkatan kemampuan intelijen, pengintaian, dan pengamatan.
“Sistem konstelasi (rasi bintang) ini akan dioperasikan PT Len untuk memenuhi persyaratan MoD (Kementerian Pertahanan Indonesia) sehubungan dengan keamanan dan kedaulatan Indonesia,” ucap Bobby.
Bersama Thales Alenia Space, lanjut Bobby, Len akan mengembangkan sistem pengamatan di darat yang bersifat multimisi untuk menyediakan fungsi kontrol, pemeliharaan, pemrosesan data, dan analisis untuk sistem satelit pertahanan. Selain itu, Len akan memberi Kementerian Pertahanan akses ke rasi bintang melalui satelit pengamatan di bumi dengan lintas ulang (revisit) yang tinggi saat ini melalui kemitraan dengan BlackSky.
“Layanan ini akan memberikan kemampuan satelit ISR awal untuk Kementerian Pertahanan dan TNI sebelum pengoperasian sistem satelit pertahanan,” kata Bobby.
CEO Thales Alenia Space Herve Derrey mengatakan pengamatan konstelasi (rasi bintang) dari Indonesia akan dibangun berdasarkan radar dan optik all-in-one Thales Alenia Space yang memanfaatkan keahliannya yang unggul dalam menghadirkan sistem end-to-end yang kompleks. Hal ini juga mencakup blok bangunan utama Telespazio untuk segmen darat.
“Thales Alenia Space yang memiliki sejarah panjang dalam bekerja sama dengan operator satelit Indonesia, merasa terhormat diberi kesempatan untuk mengerjakan program penting Kementerian Pertahanan untuk pertama kalinya,” kata Herve.
Sumber Republika, edit koranbumn