Indonesia Digital Society Forum (IDSF) menilai 2024 sebagai tahun yang penting bagi pengembangan ekosistem digital di Indonesia.
Founder IDSF Muhammad Awaluddin mengatakan pada tahun depan pemanfaatan teknologi digital semakin masif dengan tren antara lain adopsi teknologi 5G di berbagai aspek, penggunaan artificial intelligence (AI) dan machine learning, peningkatan ekosistem Internet of Things (IoT), Advance Robotics serta semakin tumbuhnya financial technology.
“Digitalisasi pada Industri 4.0, kemudian pengembangan smart cities, dan penerapan teknologi blockchain juga akan menjadi bagian dari trend teknologi digital di Indonesia pada tahun 2024,” ujar Muhammad Awaluddin.
Infrastruktur Teknologi Digital
Masifnya pemanfaatan teknologi digital pada 2024 ini didorong sejumlah faktor kunci, di antaranya infrastruktur digital di dalam negeri yang meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seperti pembangunan jaringan internet Palapa Ring dan investasi dalam teknologi berbasis industri 4.0.
“Pesatnya peningkatan infrastruktur digital berdampak antara lain pada semakin tingginya penetrasi penggunaan smartphone, serta penetrasi pengguna internet yang telah mencapai 76% penduduk Indonesia,” ujar Muhammad Awaluddin.
Ekonomi Digital
Semakin berkembangnya pemanfaatan digitalisasi dan meluasnya penetrasi internet di tengah masyarakat kemudian mengakselerasi ekonomi digital di dalam negeri pada tahun depan.
Muhammad Awaluddin mengatakan, “Adopsi e-commerce, pembayaran digital, logistik dan pengiriman ekspres serta layanan fintech tetap menjadi tren utama, yang kemudian dilengkapi transformasi digital UMKM, tumbuhnya jasa kesehatan digital, pendidikan digital (edtech) dan tumbuhnya startup di berbagai industri.”
Talenta Digital
Muhammad Awaluddin menuturkan pertumbuhan ekonomi digital jelas akan memacu kebutuhan talenta digital di Indonesia.
IDSF melihat bahwa peluang karir yang terbuka luas pada tahun depan adalah di bidang pengembangan perangkat lunak (software developer), analisis data (data scientist), keamanan siber (cyber security), dan pemasaran digital (digital marketing).
“Perkembangan ini juga didukung oleh inisiatif pemerintah khususnya Kementerian Kominfo yang terus mendorong berbagai pendidikan dan pelatihan digital (digital talent scholarship) untuk para talenta muda, serta kolaborasi yang intensif antara perusahaan dan lembaga pendidikan/kampus juga universitas,” ujar Muhammad Awaluddin.
3 Rekomendasi IDSF
Sejalan dengan proyeksi pada 2024 terkait ekosistem digital di Indonesia, Muhammad Awaluddin mengatakan IDSF mengusulkan tiga masukan bagi para pemangku kepentingan.
Rekomendasi Pertama IDSF adalah agar di tahun depan konsistensi tetap diperkuat dalam arah kebijakan dan strategi pengembangan infrastruktur digital untuk Visi Indonesia Digital 2045 Indonesia, dengan fokus pada beberapa arah utama yakni konektivitas internet, digitalisasi sektor ekonomi tradisional, peningkatan literasi digital, dan investasi dalam inovasi teknologi.
Pemerintah juga diharapkan terus mendorong kehadiran industri teknologi lokal serta berkolaborasi dengan sektor swasta untuk mempercepat transformasi digital dengan fokus pada e-commerce, fintech serta edtech.
Kedua, adanya dukungan untuk mempercepat penerapan arah Industri 4.0 termasuk melalui kebijakan dan insentif, serta Indonesia harus secara aktif menerapkan Industri 4.0 sebagai bagian dari transformasi ekonomi digital.
“Peran Industri 4.0 melibatkan integrasi teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), big data, dan robotika untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di sektor industri. Hal ini tidak hanya mencakup di sektor manufaktur saja, tetapi juga di sektor-sektor lain seperti pertanian, energi, dan layanan publik,” jelas Muhammad Awaluddin.
Kemudian rekomendasi Ketiga dari IDSF adalah harus adanya komitmen dalam membentuk talenta digital.
“Mengutip kajian Lemhananas RI, Indonesia kedepan membutuhkan sampai 9 juta talenta digital, tetapi saat ini baru mampu menciptakan 30.000 talenta digital per tahun. Tantangan pengembangan talenta digital di Indonesia pada tahun 2024 dapat disolusikan dengan melibatkan beberapa faktor,” ungkap Muhammad Awaluddin.
Faktor yang bisa menjadi solusi itu adalah menghilangkan kesenjangan keterampilan digital melalui kurikulum yang responsif terhadap tren teknologi digital
Kemudian, meningkatkan aksesibilitas pendidikan digital, dengan membentuk semacam lembaga Artifial Intelligence (AI Agency) untuk mengawasi, mengatur dan mempromosikan penggunaan kecerdasan buatan (AI) secara etis dan efektif
Lalu, program sejalan tren teknologi, kolaborasi industri dan pendidikan, dan menumbuhkan minat generasi muda di bidang teknologi digital.
Sumber IDSF