PT PLN (Persero) berhasil menghadirkan akses listrik 24 jam nonstop untuk 876 keluarga yang tersebar di 33 dusun di Provinsi Sulawesi Selatan. Hadirnya infrastruktur kelistrikan ini sebagai wujud komitmen PLN dalam menyediakan listrik berkeadilan untuk masyarakat, tak terkecuali di kawasan Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
Apresiasi tinggi disampaikan oleh Kepala Desa Abbanuange, Kabupaten Wajo, Nur Cahaya, atas upaya PLN dalam melistriki daerah terpencil. Dengan hadirnya listrik PLN 24 jam di desanya, ia yakin masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani akan sangat terbantu.
“Kami optimis dengan adanya listrik yang masuk ke desa akan meningkatkan kualitas hidup dan dapat meningkatkan hasil pertanian masyarakat. Tak lupa banyak terima kasih kepada seluruh petugas karena upaya dan usaha petugas PLN dalam membawa tiang itu sangat luar biasa,” ungkap Nur Cahaya.
Direktur utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa perseroan terus mendorong pemerataan akses listrik sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Dalam hal ini, pihaknya ingin memastikan infrastruktur kelistrikan dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat yang tinggal di kawasan 3T.
“Listrik saat ini merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Maka dari itu, kami akan terus mengakselerasi pemerataan listrik sampai wilayah 3T sesuai dengan pengejawantahan sila kelima Pancasila, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” ujar Darmawan.
Darmawan juga menyampaikan bahwa PLN baru saja menuntaskan pembangunan infrastruktur kelistrikan untuk kawasan 3T di Sulawesi Selatan. Hal ini dalam rangka memberikan akses listrik secara penuh 24 jam untuk dusun-dusun yang terisolir di sana.
“Semua itu dilakukan untuk melistriki saudara-saudara kita yang berada di dusun terpencil Sulawesi Selatan. Program-program untuk daerah 3T akan terus ditingkatkan agar seluruh Indonesia dapat dilistriki oleh PLN,” ujarnya.
Sementara itu General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin merinci pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan antara lain adalah Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 72,46 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 85,22 kms dan 86 unit gardu distribusi dengan total kapasitas 4.300 kilo Volt Ampere (Kva).
Andy mengisahkan bahwa pembangunan infrastruktur kelistrikan untuk melistriki 33 dusun sangat menantang. Sebagai contoh, pada saat melistriki Desa Karatuan, Kecamatan Bassesangtempe, Kabupaten Luwu petugas PLN seringkali dihadapkan dengan longsor dan jalan berlumpur ketika memobilisasi material mencapai lokasi desa.
“Meskipun dihadapkan pada tantangan yang sulit, hal tersebut tidak menghentikan semangat petugas PLN dalam menyediakan listrik bagi dusun tersebut. Bahkan petugas kami memobilisasi material menggunakan hewan kerbau untuk sampai ke lokasi,” ungkap Andy.
Lebih lanjut, Andy mengapresiasi pemerintah setempat dan masyarakat yang turut membantu petugas PLN dalam proses mobilisasi material. Andy berharap pengembangan hadirnya listrik 24 jam dari PLN dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Sampai dengan Maret 2024, Rasio Elektrifikasi telah mencapai 99,99% di Sulawesi Selatan. Dengan itu kami berharap listrik ini akan membawa perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat membuka peluang baru untuk mengembangkan ekonomi lokal,” pungkasnya.