Tiga emiten BUMN, yakni PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) bersiap melepas penyertaan saham di sektor jalan tol pada 2024.
Kabar terbaru datang dari JSMR yang akan melepas saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT). Rencana ini dikabarkan telah memasuki tahap finalisasi dengan mitra strategis.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Jasa Marga, Pramitha Wulanjani, menyampaikan bahwa perseroan tetap menargetkan program asset recycling PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) dengan skema pembiayaan ekuitas rampung pada semester I/2024.
“Saat ini masih berjalan dan masih dipersiapkan dengan matang melalui proses diskusi dan finalisasi dengan saksama, dengan calon mitra strategis dan juga para pemangku kepentingan,” ujarnya dalam konferensi pers RUPST tahun buku 2023, Rabu (8/5/2023).
JTT diketahui mengelola jalan tol Trans Jawa sepanjang 676 kilometer dari Jakarta-Cikampek hingga Pasuruan. Dari panjang tersebut, Grup Jasamarga memiliki porsi sebesar 54%.
Sementara itu, PTPP berkomitmen melanjutkan divestasi aset dengan raihan target sebesar Rp3 triliun pada tahun ini. Hal tersebut seiring dengan rencana perseroan untuk menurunkan utang, meningkatkan arus kas, dan merampingkan portofolio bisnis.
PTPP diketahui akan melepas kepemilikan sahamnya di PT Citra Waspphutowa yang bergerak di bidang pengelolaan jalan tol ruas Depok-Antasari (Tol Desari). Perseroan rencananya akan melego 6,74% saham di perusahaan tersebut.
Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi menyampaikan perseroan juga berencana melepas saham Jalan Tol Semarang-Demak. Sejumlah calon pembeli disebut telah menyatakan minatnya untuk meminang jalan tol sepanjang 24,74 km tersebut.
“Saat ini ada beberapa calon buyer yang melakukan due diligence [tahap peninjauan] terhadap jalan tol ini,” kata Bakhtiyar kepada Bisnis.
Jalan Tol Semarang-Demak diketahui baru dioperasikan sebagian. Perinciannya, Tol Semarang-Demak Seksi 2 sepanjang 16,01 km ruas Sayung-Demak beroperasi pada Februari 2023. Adapun Seksi 1 Semarang-Sayung sepanjang 10,64 km masih tahap konstruksi.
Bakhtiyar menuturkan telah menyiapkan strategi guna memuluskan rencana divestasi. Salah satunya menyiapkan tahapan divestasi sebagian saham bersama operasionalnya untuk seksi yang telah beroperasi.
Selanjutnya, proses divestasi penuh akan dilakukan jika proses konstruksi ruas Semarang-Sayung telah rampung dan resmi dioperasikan secara bertarif.
RENCANA DIVESTASI WIKA
Di sisi lain, Emiten BUMN konstruksi WIKA juga berminat melepas sejumlah aset investasi yang dimiliki guna memperkuat fundamental perseroan dalam ke depan.
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan proses divestasi akan kembali berlanjut pada 2024. Perseroan rencananya melepas beberapa aset, seperti penyertaan proyek jalan tol, kereta api, hingga kepemilikan di sektor pengelolaan air.
“Semua aset investasi WIKA kami divestasi rencananya, seperti penyertaan di tol. Tetapi, penyertaan tol di WIKA kebanyakan minoritas sehingga kami harus menawarkan dulu ke mayoritas atau pemegang saham lain,” pungkasnya.
Aset yang akan dilepas, antara lain, ruas Tol Manado-Bitung (Mabit), Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam), Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja), Tol Semarang-Demak, serta Tol Serang-Panimbang.
Terkait Tol Serang-Panimbang, Mahendra menuturkan perseroan memiliki porsi saham mayoritas di proyek tersebut. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi per akhir Desember 2023, WIKA memiliki 82,98% saham di PT Wijaya Karya Serang Panimbang.
Selain jalan tol, perseroan juga berencana mendivestasikan asetnya di PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur yang saat ini tengah menggarap Proyek Rancang Bangun SPAM Jatiluhur di Bekasi Timur, Jawa Barat. Adapun porsi saham perseroan mencapai 88,38%.
“Seperti PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur itu kami rencanakan bisa didivestasikan saat nanti selesai. Lalu kemudian, Jalan Tol Serang-Panimbang jika memungkinkan juga kami rencanakan untuk divestasi,” ujar Mahendra.
Dia menambahkan dalam dua tahun ke depan, WIKA tidak akan melakukan ekspansi bisnis dan hanya berfokus pada bisnis utama perseroan. Langkah ini diharapkan mampu memperbaiki likuiditas dan arus kas perusahaan.
Sumber Bisnis, edit koranbumn