Merayakan pentingnya dan keindahan hutan mangrove bagi kehidupan kita dan bumi ini, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) melakukan penanaman 2.000 bibit mangrove, di pesisir pantai Jenggalu, Bengkulu pada (16/7).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim menyampaikan bahwa kegiatan yang merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yakni HK Peduli Lingkungan ini dilaksanakan untuk merehabilitasi kawasan pesisir pantai yang saat ini kondisinya mengalami erosi dan abrasi akibat berkurangnya tumbuhan mangrove di sekitar kawasan tersebut.
“Tidak hanya membangun dan rehabilitasi pesisir pantai, kami juga memberikan edukasi kepada para relawan serta masyarakat pesisir pantai Jenggalu yang terlibat, mengenai pentingnya keberlanjutan ekosistem hutan mangrove yang memiliki nilai penting bagi lingkungan pesisir, selain program ini juga diharapkan dapat mendukung potensi pariwisata hutan mangrove,” terang Adjib.
Lebih lanjut Adjib menjelaskan bahwa lokasi ini dipilih dengan berbagai pertimbangan, serta survei lokasi yang telah dilakukan, bekerjasama dengan Yayasan Insan Rafflesia Madani yang bergerak di bidang sosial masyarakat, pemberdayaan dan pembinaan serta peduli lingkungan di wilayah Bengkulu dan sekitarnya. “Salah satu pertimbangan kita adalah area tersebut ke depannya akan dikembangkan menjadi area wisata hutan mangrove, juga letaknya cukup dekat dengan wilayah operasional Hutama Karya, yakni kantor cabang tol Bengkulu-Taba Penanjung (BengTaba),” jelas Adjib.
Dua ribu tanaman mangrove yang ditanam yaitu Mangrove Bakau (Rhizophora sp) merupakan jenis pohon mangrove yang tumbuh di atas lumpur dan banyak ditemukan di hutan mangrove Indonesia. Dengan menanam mangrove ini, dapat berfungsi sebagai pelindung alami garis pantai dari erosi dan abrasi laut, penyaring alami yang memurnikan air dari polutan dan limbah sebelum mencapai lautan, menyerap dan menyimpan karbon dioksida (CO2) dalam jumlah besar, serta menjadi habitat alami serta sumber makanan berbagai macam makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
“Kami akan memantau dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan mangrove-mangrovenya berkoordinasi dengan Yayasan Insan Rafflesia Madani,” lanjut Adjib.
Program penanaman mangrove ini akan difokuskan di sekitar pesisir pantai Jenggalu lebih dahulu, dan jika terdapat progres yang positif terhadap pertumbuhan bibit, maka program ini akan diperluas
ke wilayah lain yang membutuhkan. Adapun selama tahun 2024, Hutama Karya terus berperan aktif dalam pelaksanaan program pelestarian alam dan lingkungan dengan melakukan penanaman pohon buah dan mangrove di sejumlah wilayah seperti menanam pohon mangga, pohon akasia serta bunga trembesi di sekitar ruas tol dan rest area yang dikelola Hutama Karya; penanaman pohon buah-buahan di sekitar hunian pekerja IKN, dan Balai Konservasi Orangutan Samboja Lestari, Kalimantan Timur; serta penanaman bibit mangrove di Balai Konservasi Mangrove Karangjoang dalam rangkaian Relawan Bakti BUMN Batch V bersama Kementerian BUMN dan Bank BNI.
“Dampak sosial yang diharapkan dari kegiatan penanaman mangrove ini dapat menjadi salah satu upaya untuk mendukung potensi pariwisata hutan mangrove yang dapat dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat pesisir sekitar, dapat dimanfaatkan dan dikembangkan berbagai olahan yang memiliki nilai ekonomis sekaligus sebagai peluang bisnis baru bagi masyarakat sekitar.” tutup Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Ketua Yayasan Insan Rafflesia Madani, Dwinda Juliyana menyampaikan terima kasih atas pemilihan pantai Jenggalu, Kota Bengkulu sebagai tempat pencanangan program rehabilitasi mangrove Hutama Karya. “Kami berharap, mangrove yang telah ditanam, tumbuh dengan baik dan dapat memberikan manfaat dalam menjaga kelestarian alam pesisir pantai.” ungkapnya.