Pelindo menyambut baik penugasan Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dalam membangun pelabuhan di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Operasional KITB telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, pada Jumat, 26 Juli 2024.
“Insya Allah tahun mendatang Pelindo bersama Kementerian Perhubungan bisa membuat pelabuhan yang sesuai dengan kebutuhan kawasan itu,” ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Pembangunan pelabuhan di KITB ini sejalan dengan program Pelindo dalam mengintegrasikan antara pelabuhan dengan kawasan industri. Dengan akses langsung yang terhubung dengan pelabuhan, KITB ini memiliki peluang besar untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok serta mempercepat proses pengiriman barang yang akan menjadi daya tarik bagi para investor.
Group Head Sekretariat Perusahaan, Ardhy Wahyu Basuki mengatakan pekerjaan pembangunan fisik sudah dimulai sejak Juni 2024 dan direncanakan akan selesai pada Maret 2025. Panjang dermaga pada tahap awal sepanjang 150 meter dengan kedalaman -5 meter LWS.
“Pelabuhan Batang ini diproyeksikan mampu melayani kapal jenis tongkang dan general cargo dengan bobot 6.000-7.000 DWT dan panjang kapal maksimal 135 meter. Volume cargo setiap kunjungan berada pada kisaran 6.500-7.000 ton,” ujar Ardhy.
Hal ini disambut baik oleh para pengusaha pelayaran yang mendukung dibangunnya Pelabuhan Batang untuk menunjang lalu lintas barang dan kapal di kawasan tersebut.
“Penugasan dari Pemerintah kepada Pelindo dalam membangun pelabuhan di KITB adalah keputusan tepat. Pelindo sudah memiliki kapasitas & kapabilitas untuk memenuhi harapan Pemerintah dalam rangka menghadirkan konektivitas laut bagi industri di KITB,” ungkap Ketua DPC INSA Semarang, Hari Ratmoko.
Pelindo menawarkan layanan antara lain pelayanan kapal, bongkar muat dan penumpukan barang serta jasa kepelabuhanan terkait lainnya. Pengguna potensialnya adalah perusahaan yang menjadi tenant di KITB di antaranya adalah perusahaan sepatu, perusahaan kaca, perusahaan pipa plastik, hingga perusahaan gas industri.
“Kami siap menjalankan penugasan dari Pemerintah dalam membangun pelabuhan di kawasan tersebut. Kami optimis pelabuhan ini nantinya dapat menciptakan hubungan yang lebih erat antara kegiatan pelabuhan dan industri di sekitarnya,” tutup Ardhy.