Mulai tahun ini, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mulai mengelola dividen badan usaha milik negara (BUMN).
Diperkirakan dividen ini dapat dikembangkan menjadi sebesar 225 miliar dollar AS atau setara Rp 3.667,5 triliun dalam lima tahun.
CEO Danantara Rosan Roeslani mengatakan, sejak akhir Maret lalu, sebanyak 846 BUMN telah berpindah pengelolaannya dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ke Danantara.
Sebelumnya, dividen BUMN disetor ke kas negara melalui Kemenkeu; kini dana tersebut dioptimalkan langsung oleh BPI Danantara untuk mendukung pembangunan dan ekspansi ekonomi nasional melalui investasi yang lebih strategis dan terarah.
“Berdasarkan undang-undangnya, dividen yang diterima tidak perlu kami upstream lagi, tidak perlu kami kirimkan lagi kepada Kementerian Keuangan,” ujar Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini dalam acara Indonesia-Japan Executive Dialogue 2025 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Rosan bilang, pada tahun ini, Danantara diperkirakan akan menerima dividen BUMN sekitar 8 miliar dollar AS atau setara Rp 130,4 triliun (kurs Rp 16.300) secara bertahap.
Totalnya menjadi 40 miliar-45 miliar dollar AS dalam 5 tahun.
“Dividen yang kita terima secara bertahap hampir 8 miliar dollar AS ekuivalen. Dan dalam 5 tahun ke depan mungkin kurang lebih 8-10 miliar dollar AS for the next 5 years, jadi itu 45 miliar dollar AS,” ungkapnya.
Jika Danantara memutar dana dividen BUMN ini menjadi investasi, Rosan memperkirakan potensinya bisa digandakan hingga 4-5 kali lipat dalam setahun.
Dengan demikian, dividen BUMN yang akan berjumlah 45 miliar dollar AS tersebut dapat menjadi 225 miliar dollar AS atau setara Rp 3.667,5 triliun dalam lima tahun.
“Itu semua equity money, saya bisa leverage ini 4-5 kali. Kalau kita selama 5 tahun itu 45 miliar dollar AS, maka itulah kapasitas dan kapabilitas investasi Danantara untuk 5 tahun ke depan,” jelasnya.
Sebagai langkah konkret, Danantara juga telah menjalin kemitraan investasi dengan sejumlah sovereign wealth fund global.
Beberapa di antaranya adalah Qatar Investment Authority (QIA) senilai 4 miliar dollar AS dan China Investment Corporation (CIC) sebesar 2 miliar dollar AS.
Danantara juga menggandeng Russian Direct Investment Fund (RDIF) untuk meluncurkan Russia-Indonesia Investment Platform (RIDNIP) dengan nilai hingga 2 miliar Euro atau sekitar Rp 37,64 triliun (kurs Rp 18.822 per Euro).
Danantara juga sedang menjajaki kerja sama dengan entitas serupa dari Uni Emirat Arab, Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi, dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC)
Sumber Kompas, edit koranbumn
















