“Terbuka kok [investasi], dari China, Eropa, Belanda, dari Jepang. Baik itu dari segi pilot project sampai konstruksinya,” ujar Rosan usai menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Menurut Rosan, ada dua perusahaan besar asal China yang secara khusus menyatakan ketertarikan untuk ikut serta menggarap megaproyek tersebut.
“Dua company besar dari China mau partisipasi. Mereka sudah sering membuat tanggul laut besar di China. Kita juga diajak lihat tanggul laut di Jepang oleh perusahaan di sana,” jelasnya.
Rosan menambahkan, tindak lanjut atas minat investasi itu kini berada di tangan badan otorita yang mengelola proyek Giant Sea Wall. Terkait tahap konkret, Rosan menyebut sejumlah perusahaan sudah mengirimkan tim untuk melakukan penjajakan.
“Habis itu saya kasih kepada badan otorita untuk tindaklanjuti. Kalau LOI ke badan otorita, saya cuma jembatani aja selama ini,” ucapnya.
Akan tetapi, saat ditanya siapa dua perusahaan asal China yang dimaksud, Rosan enggan merinci lebih lanjut.
Untuk diketahui, Presiden Prabowo Subianto melakukan pembahasan proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall yang direncanakan membentang di pesisir utara atau pantura Jawa kepada Presiden China (RRC) Xi Jinping.
Pembahasan dilakukan Prabowo dalam pertemuan bilateral dengan Xi Jinping di Great Hall of the People, Beijing pada Rabu (3/9/2025).
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda, Tuan-Ibu, atas semua dukungan yang telah kami terima sehingga saat ini, terutama pada kerja sama di berbagai sektor,” kata Prabowo dalam forum itu, dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (4/9/2025).
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkap kalkulasi pembangunan Giant Sea Wall di sepanjang pantai utara Jawa bakal tembus hingga US$80 miliar atau sekitar Rp1.297 triliun (asumsi kurs: Rp16.219). Prabowo menjelaskan bahwa proyek tersebut bakal membentang sepanjang 500 kilometer (Km) dari Banten hingga Gresik.
“Proyek ini menyangkut jarak yang tidak pendek, kalau tak salah 500 Km, dari Banten sampai Jawa Timur ke Gresik dan perkiraan biaya yang dibutuhkan US$80 miliar,” ujar Prabowo.
Untuk mewujudkan proyek Giant Sea Wall, Prabowo pun membentuk Badan Otorita Pengelola Pantura Jawa. Pembentukan badan ini dilakukan salah satunya untuk merealisasikan rencana pembangunan Giant Sea Wall di sepanjang Pantura Jawa.
Prabowo telah melantik Didit Herdiawan Ashaf sebagai Kepala Badan Otorita Pengelola Pantura Jawa. Pelantikan berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Didit yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan (Wamen KKP) menjelaskan bahwa tugas pokok dan fungsi (tupoksi) badan ini adalah melaksanakan pembangunan giant sea wall di kawasan Pantura Jawa dari wilayah Banten hingga Gresik.
Menurutnya, proyek tersebut diharapkan mampu mengantisipasi persoalan ekosistem dan melindungi masyarakat pesisir dari ancaman banjir rob dan kerusakan lingkungan.
“Tupoksi tentunya melaksanakan kegiatan pembangunan tanggul laut di Pantura Jawa untuk menghindari masalah-masalah yang ada kaitannya dengan ekosistem, terutama dengan masyarakat di daerah sana,” ujar Didit kepada Bisnis usai dilantik di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (25/8/2025).
Sumber Bisnis, edit koranbumn














