Dana kemitraan Phapros merupakan program pinjaman berbunga rendah yang disalurkan kepada UMKM dengan skema pinjaman bergulir. Bunga atau biaya administrasi yang ditetapkan adalah sebesar 3% per tahun, lebih rendah dibandingkan dengan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Program ini merupakan implementasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Phapros yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, agar para pegiat usaha mikro mampu naik kelas dan bersaing di pasar yang lebih luas.
Plt. Direktur Utama PT Phapros Tbk. Ida Rahmi Kurniasih menyampaikan bahwa dukungan yang diberikan Emiten berkode saham PEHA ini, tidak hanya berhenti pada aspek finansial, tetapi dirancang juga sebagai strategi pemberdayaan yang komprehensif.
Para mitra mendapatkan pembinaan yang mencakup peningkatan kapasitas produksi, penerapan praktek usaha yang berkelanjutan, hingga penguatan manajemen keuangan sederhana dan transparan. Phapros juga mendorong mitra binaan untuk memanfaatkan platform digital secara lebih intensif agar dapat memperluas jangkauan usahanya.
“Melalui program kemitraan, Phapros tidak hanya menyalurkan modal, tetapi juga membangun ekosistem pendukung bagi UMKM. Dengan proses seleksi yang cukup ketat, kami memilih mitra binaan yang memiliki komitmen dan potensi untuk berkembang,” ujarnya, Kamis (18/9/2025).
Trianto, salah satu penerima dana penyaluran dari Phapros di tahap III ini, berharap program penguatan UMKM yang sudah berjalan sejak 1997 ini dapat terus berlanjut dan menyentuh lebih banyak UMKM. Trianto adalah pemilik UMKM pengolahan buah Parijoto yang banyak tumbuh dipegunungan Muria kabupaten Kudus.
“Harapan kami usaha ini terus berkembang dengan adanya bantuan dari Phapros, hingga bisa menembus pasar ekspor dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Himpunan Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Hipmikindo) Syahnan Phalipi mengatakan bahwa program CSR Korporasi saat ini diarahkan untuk meningkatkan kinerja UMKM dan merupakan salah satu langkah strategis dan sangat bermanfaat. Sebab UMKM adalah tulang punggung perekonomian nasional, sehingga dukungan dari Korporasi dalam bentuk pelatihan, aksesibilitas, pendampingan, pembiayaan, pemasaran, hingga digitalisasi akan membantu meningkatkan daya saing para pelaku usaha mikro kecil menengah di tengah persaingan global.
“Kami berharap agar CSR tidak hanya bersifat jangka pendek atau sekedar pencitraan saja, tetapi harus berkelanjutan dan tepat sasaran. Dengan adanya sinergi yang baik antara Korporasi dan UMKM, maka kita bisa mendorong terciptanya ekosistem bisnis yang lebih sehat, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, serta memperluas kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia,” ungkapnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















