PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) melihat tren peningkatan permintaan kredit baru pada kuartal IV/2025. Hal itu sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan penyaluran kredit baru pada kuartal IV/2025 meningkat dibanding kuartal III/2025.
Corporate Secretary BTN Ramon Armando menyampaikan peningkatan kredit baru tersebut utamanya datang dari sektor perdagangan dan manufaktur yang membutuhkan tambahan modal kerja menjelang akhir tahun, disusul sektor konstruksi dan properti terkait realisasi proyek, serta konsumsi rumah tangga yang meningkat karena faktor musiman.
“Kami melihat tren peningkatan permintaan kredit baru di kuartal IV/2025 sebagaimana proyeksi Bank Indonesia,” kata Ramon kepada Bisnis, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, stabilitas makroekonomi dengan inflasi yang terkendali, suku bunga acuan yang stabil, serta likuiditas perbankan yang cukup memadai menjadi faktor pendorong optimisme penyaluran kredit pada kuartal IV/2025.
Selain itu, kata dia, kebutuhan pembiayaan dunia usaha dan stimulus pemerintah melalui proyek infrastruktur turut memperkuat keyakinan terhadap pertumbuhan kredit.
Kendati prospek positif, Ramon menyebut bahwa ekspansi kredit tetap dibayangi risiko perlambatan ekonomi global yang bisa memengaruhi sektor riil, serta kualitas debitur tertentu yang perlu diantisipasi. “Persaingan antar lembaga keuangan dan potensi perubahan regulasi juga menjadi faktor yang menekan ruang ekspansi,” ujarnya.
Adapun untuk memastikan pertumbuhan kredit tetap sehat, dia menyebut bahwa bank memperkuat prinsip kehati-hatian melalui analisis kelayakan yang lebih ketat, melakukan diversifikasi portofolio, serta mengoptimalkan sistem peringatan dini terhadap risiko.
“Restrukturisasi proaktif dan digitalisasi monitoring kredit juga dijalankan guna menjaga kualitas aset tetap terjaga,” pungkasnya.
BI dalam Survei Perbankan memperkirakan penyaluran kredit baru pada kuartal IV/2025 meningkat dibanding kuartal III/2025. Perkiraan tersebut terindikasi dari saldo bersih tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada kuartal IV/2025 yang sebesar 96,40%. Angka itu lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang tercatat 82,33%.
“Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada kuartal IV/2025 sama dengan periode sebelumnya, yaitu Kredit Modal Kerja, diikuti oleh Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi,” tulis BI dalam survei tersebut, dikutip Selasa (21/10/2025).
Untuk jenis Kredit Konsumsi, otoritas moneter memperkirakan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh Kredit Multiguna dan Kredit Tanpa Agunan.
Menurut sektor, penyaluran kredit baru pada periode tersebut diperkirakan terbesar pada sektor Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Perantara Keuangan.
Adapun responden pada survei kuartal III/2025 memperkirakan outstanding kredit sampai dengan akhir 2025 meningkat, dengan nilai SBT 94,43%. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan SBT pertumbuhan kredit 2024 sebesar 95,74%
Sumber Bisnis, edit koranbumn















